Dalam persaingan yang sangat ketat di dunia usaha, perusahaan harus selalu dapat meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Perusahaan tidak dapat lagi memenangkan persaingan hanya dengan unggul dalam strategi harga dan biaya, namu kualitas suatu produk juga memegang peranan penting. Perusahaan semakin dituntut untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dalam meciptakan produk berkualitas. Untuk itu dalam rangka meciptakan produk berkualitas dan juga mengendalikan biaya kualitas, PT. Panasonic Gobel Indonesia harus membuat laporan biaya kualitas secara periodic dengan model metode the quality-costing approach. PT. Panasonic Gobel Indonesia telah menginvestasikan dana untuk menjaga dan meningkatkan kualitas tetapi belum membukukan biaya kualitas tersebut dalam laporan khusus. Pada tahun 2009, laporan biaya kualitas menunjukkan biaya kualitas sebesar Rp 24,482,179,808 atau sebesar 2.72% dari total penjualan tahun 2009. Hal ini menunjukkan perusahaan masih belum dapat mengendalikan dan mengurangi produk gagal, karena masih banyaknya failure costs yang ditanggung oleh perusahaan. Kemudian pada tahun 2010, perusahaan mulai meningkatkan kegiatan pencegahan/prevention yang menyebabkan penurunan pada failure cost. laporan biaya kualitas menunjukkan biaya kualitas sebesar Rp 25,953,892,918 atau sebesar 2.25% dari total penjualan tahun 2010. Dapat dilihat bahwa total biaya kualitas PT Panasonic Gobel Indonesia mengalami peningkatan yang mana kenaikan ini seiring juga dengan kenaikan penjualan pada periode tersebut. Perusahaan sebenarnya sudah dapat memfokuskan pengawasan kualitas pada proses produksi yang telah berjalan agar kualitas yang ada dapat dipertahankan atau ditingkatkan lagi. Sama seperti di tahun 2010, pada tahun 2011, perusahaan terus meningkatkan kegiatan yang berfokus pada kegiatan pencegahan/Prevention yang menyebabkan terus menurunnya faulire cost. laporan biaya kualitas menunjukkan biaya kualitas sebesar Rp 26,840,577,770 atau sebesar 1.78%. dari total penjualan tahun 2011. Dapat dilihat bahwa perusahaan sudah sangat peduli terhadap kualitas produk yang dihasilkan karena banyak kegiatan pencegahan biaya kualitas yang dilakukan, Perusahaan juga sudah sesuai dengan standar ideal kualitas terhadap penjualan yaitu sebesar 2.5%. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mempertahankan kualitas secara keseluruhan dan juga harus mengurangi total biaya kegagalan baik internal maupun eksternal agar terjadi peningkatan laba perusahaan sesuai yang diharapkan. |