Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan dan merencanakan strategi-strategi bisnis baru yang cocok pada masa yang akan datang. Selama ini kecenderungan pengukuran kinerja yang sering digunakan hanya menitikberatkan pada aspek keuangan, tanpa memperhatikan aspek nonkeuangan, sehingga tidak dapat menggambarkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, Robert S. Kaplan dan David P. Norton menciptakan metode pengukuran kinerja yang disebut Balanced Scorecard, yang mengukur kinerja perusahaan pada empat perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Penulis mencoba untuk melakukan penerapan pendekatan Balanced Scorecard pada PT Armalin Nusantara Indonesia (disingkat PT ANI) dalam hal mengukur kinerja perusahaan dengan melakukan wawancara dan pengamatan, pengecekan dokumen, perhitungan rasio-rasio, dan penyebaran kuesioner. Dari hasil yang didapat, penulis menyimpulkan bahwa kinerja perusahaan secara keseluruhan adalah cukup baik. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, secara keseluruhan PT ANI dinilai cukup memuaskan menurut hasil kuesioner para pegawainya. Berdasarkan perspektif proses bisnis internal, PT ANI dinilai cukup baik dalam proses inovasi dan proses operasinya, sedangkan dalam layanan purna sewa pada PT ANI dinilai sangat baik. Lalu pada perspektif pelanggan secara keseluruhan PT ANI dinilai cukup memuaskan dalam pengukuran berdasarkan kelompok customer value proposition. Terakhir, dalam perspektif keuangan, PT ANI secara keseluruhan menunjukkan kinerja keuangan yang baik, terutama untuk ROI dan ROE untuk periode tahun 2009 s/d tahun 2011. |