Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah mata pelajaran yang terus berkembang, menyesuaikan dengan kebutuhan dalam masyarakat. Pembelajaran PKn harus diterapkan dengan menganut paradigma baru, yaitu pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan belajar siswa aktif. Melalui pembelajaran PKn harus mampu melatih siswa berpikir kritis, membawa siswa mengenal, memilih, dan memecahkan masalah, melatih siswa berpikir sesuai dengan metode ilmiah, serta mampu mengaitkan dengan keterampilan sosial lain. Melalui pembelajaran dengan materi menghargai keputusan bersama, siswa belajar dengan pendekatan kontekstual dengan maengaitkan antara peristiwa-peristiwa aktula yang terjadi di masyarakat dengan materi pelajaran PKn di sekolah. Diharapkan dengan mencari keterkaitan yang bermakna, siswa mampu lebih memahami, menghayati, dan mengaktualisasikan materi pembelajaran tersebut dalam kehidupannya. Pendekatan kontekstual lebih tepat diterapkan dalam pembelajaran PKn karena pendekatan ini mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa. Siswa belajar melalui pengalaman yang dialami secara langsung, bukan dengan menghafal. Beberapa komponen yang diterapkan dalam pembelajaran PKn melalui pendekatan kontekstual ini di antaranya membuat keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, bekerja sama, belajar mandiri, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran PKn dapat membiasakan siswa mengaitkan materi mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari sehingga semakin bermakna, meningkatkan kebersamaan dalam belajar kerja sama, meningkatkan sikap kompetitif dalam belajar mandiri, serta mampu berlatih berpikir kritis dan kreatif. Peningkatan hasil belajar PKn bagi siswa SDLB B Pangudi Luhur Jakarta berupa penilaian kuantitatif berupa angka-angka yang diukur pada akhir pembelajaran. Hasil belajar diukur menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Sedangkan aspek yang diukur meliputi aspek kognitif dan afektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil evaluasi siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Hasil evaluasi prasiklus diperoleh rata-rata nilai 56,47, siklus pertama 70,00, sedangkan siklus kedua memperoleh rata-rata 80,42. Dalam pelaksaaan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran PKn siswa harus memiliki kesadaran untuk memaknai pembelajaran dengan kehidupan sehari-harinya. Sedangkan pendidik hendaknya dapat terus memperluas wawasan dan keterampilan mengajarnya terutama untuk menerapkan seluruh komponen pendekatan kontekstual secara utuh sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat. |