Anda belum login :: 23 Nov 2024 05:50 WIB
Detail
ArtikelPerkembangan HIV/AIDS di Indonesia: Tinjauan Sosio-Demografis  
Oleh: Purwaningsih, Sri Sunarti ; Widayatun
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: Jurnal Kependudukan Indonesia vol. 3 no. 02 (2008), page 75-95.
Topik: Pekembangan Kasus HIV-AIDS; Faktor Sosio Demografi; Perilaku Beresiko
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: J120.1
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelSejak di temukan di Bali pada tahun 1987, kasus HIV-AIDS terus bertambah dan menyebar di hampir selurut provinsi di Indonesia. Peningkatan kasus terutama terjadi pada kelompok beresiko tinggi, antara lain pekerja seks komersial dan pengguna Napza dengan jarum suntik (IDU). Jumlah kumulatif kasus HIV-AIDS pada Juni 2008 sekitar 18963. Data mengenai kasus HIV-AIDS di Indonesia ini masih 'simpang siur' dan diperkirakan dan resmi yang dipublikasikan sangat jauh dari jumlah sebenarnya. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan perkembangan HIV-AIDS dari sisi sosio demografis guna memberikan kontribusi pemikiran bagi para perencana program dam pengambil keputusan dalam memilih prioritas berkaitan dengan penanggulangan HIV-AIDS. Data yang digunakan adalah hasil dari telaah pustaka dan juga hasil penelitian PPK-LIPI terutama yang dilakukan di Surabaya dan Bali pada tahun 1999, dan di Batam dan Sanggau pada tahun 2006 dan 2007. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai metode seperti wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan HIV-AIDS semakin meningkat terutama pada karakteristik tertentu. Berdasarkan jenis kelaminnya, kasus HIV-AIDS pada perempuan cenderung meningkat. Bila dilihat dari kelompok umur, terjadi peningkatan kasus yang cukup tajam pada kelompok umur produktif terutama pada kelompok umur 15-39 tahun. Dari kelompok umur 10-19 tahun yang merupakan kelompok terbesar dalam piramida penduduk Indonesia. Peningkatan kasus HIV-AIDS dikalangan remaja (15-19 tahun) terkait dengan gaya hidup yang lebih rentan terhadap penularan HIV-AIDS. Dengan demikian di masa mendatang jumlah kasus HIV-AIDS kemungkinan akan lebih besar lagi. Oleh karenanya, program-program intervensi untuk memutus mata rantai penyebaran HIV-AIDS perlu memperhatikan faktor-faktor kelompok umur tersebut, baik sebagai kelompok target maupun jenis intervensi.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.03125 second(s)