Anda belum login :: 23 Nov 2024 04:22 WIB
Detail
ArtikelMembandingkan pergeseran argumen pada aktif pasif Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Bali, dan Bahasa Madura  
Oleh: Sawardi, F.X.
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: Kolita 8: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 8: Tingkat Internasional, Jakarta, 24 April 2010, page 261.
Fulltext: F5 - F.X. Sawardi - UNS - Membandingkan Pergeseran Argumen . . ..pdf (136.62KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 8
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Isi artikelArtikel ini akan membahasa masalah aktif pasif pada Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Bali, dan Bahasa Madura. Keempat bahasa tersebut diyakini para ahli memiliki diatesis aktif pasif, memiliki tata urutan SVO, dan afiks nasal (sejajar afiks me- dalam Bahasa Indonesia) sebagai pemarkah aktif. Imbangan pasif dalam bahasa-bahasa memiliki perbedaan. Dalam hal ini yang akan diamati adalah pergeseran argumen pada aktif pasif pada keempat bahasa tersebut. Alat ukur yang akan digunakan untuk membandingkan adalah pendapatnya Dixon (1994) tentang pasif. Menurut beliau dalam pemasifan terjadi (i) perubahan kalimat transitif menjadi intranstif, (ii) perubahan argumen O menjadi S intrantif, (iii) perubahan argumen A menjadi argumen periferal, (iv) pemarkahan pasif pada klausa yang bersangkutan. Untuk pasif dengan argumen frase nomina umum ada kecenderungan besar mengikut garis yang ditetapkan Dixon tersebut, tetapi untuk pasif dengan argumen agen pronomina tidak sepenuhnya mengikuti pendapat Dixon karena ada pergeseran argumen agen ke fungsi inti.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.03125 second(s)