| Dewasa ini, banyak bermunculan masalah mengenai koperasi yang menjalankan kegiatan usaha investasi yang berujung pada kerugian yang diderita investor yang juga merupakan anggota koperasi. Hal ini menarik perhatian publik dan menjadi isu nasional karena mengakibatkan kerugian dalam jumlah besar yang menimpa banyak orang. Banyak orang terjerat untuk ikut serta bergabung dalam kegiatan usaha investasi tersebut karena menginginkan keuntungan yang besar dalam waktu cepat. Namun, seringkali para investor tersebut kurang memikirkan dampak negative dari investasi tersebut, misalnya kerugian yang akan dialami. Dalam kegiatan usaha investasi tersebut tentu saja ada perjanjian, para investor yang pada umumnya adalah orang awam yang kurang mengerti seluk beluk hokum langsung menyetujui perjanjian tersebut. Perjanjian yang dilakukan secara lisan, sehingga apabila muncul konflik di kemudian hari sang investor akan berada di posisi yang lemah. Dalam penulisan hukum ini, penulis membahas mengenai kasus yang dialami oleh Ibu Ani sebagai salah satu investor yang melakukan investasi pada Koperasi “L”. Dimana setelah berjalannya waktu, Ibu Ani tidak lagi mendapatkan penyerahan keuntungan atas investasi tersebut sebagaimana seharusnya dari Koperasi “L”. Penulis melakukan penelusuran sumber–sumber hukum serta memberikan pendapat hokum terkait pendirian Koperasi “L”, kegiatan investasi yang dilakukan Koperasi “L” serta berakhir pada gagalnya penyerahan keuntungan dan bonus investasi kepada Ibu Ani selaku investor |