Model pembelajaran adalah suatu pola atau kerangka pembelajaran yang digunakan guru sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran bermain peran adalah salah satu model pembelajaran sosial melalui peragaan yang dapat membantu peserta didik dalam melakukan interaksi sosial melalui langkahlangkah pembelajaran. IPA merupakan kepanjangan dari Ilmu Pengetahuan Alam yang berarti ilmu yang mempelajari Tentang pengetahuan dan hasil Kegiatan manusia dengan menggunakan langkah-langkah yang ilmiah, teratur, sistematis, berobjek, berlaku secara universal dan hasilnya dapat Dibuktikan melalui penelitan lainnya. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam aspek sosial yang diukur melalui lembar observasi secara umum dalam kegiatan bermain peran aspek kognitif yang diukur melalui tes yang dikerjakan oleh siswa. Penelitian dilaksanakan di SD Strada Wiyatasana Jakarta Selatan. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan penerapan model pembelajaran bermain peran pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVD SD Strada Wiyatasana Jakarta Selatan. J enis penelitian yang dilakukan adalah PTK, yang dilaksanakan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah test, observasi, dan dokumentasi, hasil dianalisis secara deskriptif sedangkan data dokumentasi dianalisis dengan cara memilih dan memasang dokumen yang relevan saat pembelajaran terjadi. Penerapan model pembelajaran bermain peran pada siklus I dilakukan dalam lima adegan yang dimainkan oleh tujuh kelompok. Terdapat dua adegan yang diperankan oleh dua kelompok, sedangkan pada siklus II terdapat empat kelompok siswa dengan memerankan adegan yang berbeda. Peneliti melakukan observasi secara umum pada kegiatan bermain peran untuk mengukur sejauh mana penerapan model bermain peran dapat meningkatkan aspek sosial siswa.hasil observasi secara umum siswa antusias dan mampu bermain peran dengan baik sesuai dengan karakter dari masing-masing perannya. Peneliti juga melakukan test untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian pengetahuan yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Hasilnya yaitu adanya selisih rata-rata hasil pretes siklus I dengan pretes siklus II adalah 14,62 poin, sedangkan selisih rata-rata hasil postes siklus I dengan postes siklus II yaitu 2,06 poin. Penerapan model bermain peran juga dapat membantu siswa dalam mencapai ketuntasan belajar, walaupun masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas. Pretes siklus I hanya 12,5% siswa yang tuntas KKM dan mengalami kenaikan pada pretes siklus II menjadi 40, 6 %, sedangkan pada postes siklus I siswa yang tuntas KKM sebesar 81,3% dan mengalami peningkatan pada siklus II walaupun tidak besar yaitu meningkat menjadi 90,6% untuk siswa yang tuntas KKM. Dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas, maka penerapan model pembelajaran bermain peran memberikan dampak yang positif dalam pembelajaran. |