Investor memerlukan laporan keuangan dan opini audit sebagai acuan untuk menentukan keputusan dalam melakukan investasi. Auditor perlu mempertimbangkan hal-hal baik keuangan maupun non-keuangan untuk memberikan opini audit dengan tepat. Salah satu hal yang penting adalah mengenai kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Apabila perusahaan memiliki kepastian akan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan tersebut tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu dekat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh rasio keuangan yang diproksikan melalui current ratio, debt equity ratio, dan total assets turnover terhadap opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas going concern serta melihat ketepatan prediksi model opini audit di tahun berikutnya. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 63 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2011 dengan jumlah amatan sebanyak 252 data. Pengambilan sampling dilakukan dengan metode simple random sampling. Data diolah menggunakan analisis regresi logistik dengan program SPSS 16. Dengan tingkat signifikansi 10%, hasil penelitian menunjukkan bahwa total asset turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas going concern Sedangkan current ratio dan debt equity ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas going concern. Lebih dari 50% opini audit yang dipublikasikan oleh auditor sesuai dengan opini audit yang diprediksi oleh model. Dengan adanya keterbatasan penelitian maka penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya, variabel independen yang digunakan sebaiknya lebih bervariasi seperti prediksi kebangkrutan, rasio profitabilitas, opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan dengan amatan tidak hanya perusahaan manufaktur saja. |