Weekend effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan dimana adanya perbedaan imbal hasil saham dari penutupan hari Jumat dengan hari Senin. Return hari Jumat yang positif tertinggi dan return hari Senin yang negatif terendah merupakan syarat terjadinya weekend effect. Selama ini banyak penelitian yang telah dilakukan dalam dunia pasar modal di berbagai negara untuk mengetahui fenemena weekend effect ini dengan berbagai metode. Penulis menggunakan saham-saham yang tergabung dalam Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012. Berdasarkan batasan pengumpulan data yang telah ditetapkan diperoleh 45 perusahaan sebagai populasi penelitian. Data yang dipakai adalah data sekunder yang berupa penutupan harga saham setiap harinya dari tahun 2009 sampai dengan 2012 yang kemudian dicari return per harinya. Penulis menggunakan uji Analysis of Variances (ANOVA) untuk mengetahui apakah terjadi fenomena weekend effect atau tidak setiap tahunnya. Hasil uji Analysis of Variances (ANOVA) membuktikan bahwa tidak terjadi fenomena weekend effect pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012. Hal ini terlihat dari return saham hari Senin bernilai negatif terendah di tahun 2009, 2011, dan 2012, sedangkan di tahun 2010 return terendah terdapat di hari Selasa. Return tertinggi terdapat di hari Rabu untuk tahun 2009, 2010, 2011 dan hari Selasa di tahun 2012. Dalam periode tahun 2009 sampai dengan 2012 ditemukan bahwa rata-rata return hari Senin negatif terendah dan return positif tertinggi terdapatpada hari Rabu. Hal ini dimungkina dapat terjadi karena Saham perusahaan Kompas 100 yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan saham perusahaan yang berlikuiditas tinggi. Para Investor tidak melihat hari dalam melakukan transaksi jual beli saham perusahaan di Kompas 100. |