Anda belum login :: 17 Feb 2025 08:59 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Laporan Kasus: Satu kasus kusta multibasiler tipe borderline lepromatous pada geriatri yang diterapi dengan rejimen rifampisin-klaritromisin (artikel di dalam Media Dermato-Venereologica Indonesiana Vol.38 Suplemen 2011)
Bibliografi
Author:
Oroh, Elly E.Ch
;
Gunawan, Danny
;
Wijaya, Linda V.
;
Kartini, Agnes
Topik:
geriatri
;
kusta multibasiler tipe borderline leprosy
;
reaksi reversal ringan
;
rejimen rifampisin-klaritromisin
;
kalium diklofenak
;
JABFUNG2014
Bahasa:
(ID )
ISBN:
0216-0773
Penerbit:
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI)
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2011
Jenis:
Article - diterbitkan di jurnal ilmiah nasional
Fulltext:
artikel asli MDVI Kusta Geriatri file word-dr. Danny Gunawan, SpKK.pdf
(91.45KB;
4 download
)
SATU KASUS KUSTA MULTIBASILER TIPE BORDERLINE LEPROMATOUS PADA GERIATRI YANG DITERAPI DENGAN REJIMEN RIFAMPISIN-KLARITROMISIN optimize.pdf
(3.24MB;
1 download
)
[
Informasi yang berkaitan dengan koleksi ini di internet
]
Abstract
Penatalaksanaan kusta pada pasien geriatri memerlukan pengawasan ketat. Risiko efek samping pemberian multi drug treatment (MDT-WHO) pada pasien geriatri lebih besar daripada pasien bukan geriatri. Rejimen rifampisin-ofloksasin-minosiklin (ROM) tidak dianjurkan untuk pasien berusia lebih dari 65 tahun. Sebagai alternatif dapat diberikan rejimen rifampisin dan klaritromisin selama 3 bulan. Salah satu kendala pada penyakit lepra adalah reaksi lepra.
Wanita, 82 tahun, dengan kusta multibasilar tipe borderline lepromatous. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan bakterioskopis. Dengan rejimen rifampisin 600 mg per bulan dan klaritromisin 500 mg per hari selama 3 bulan didapatkan perbaikan klinis, dan bakterioskopis. Dua bulan pasca terapi terjadi reaksi reversal ringan yang diterapi kombinasi kalium diklofenak, krim betametason dipropionat 0.05% yang dilanjutkan krim mometason furoat 0.1%. Setelah 7 bulan didapatkan perbaikan klinis. Efek samping selama terapi hanya mual.
Rejimen rifampisin-klaritromisin dipilih pada kasus ini karena durasi, jumlah dan frekuensi pemberiannya minimal dibanding rejimen lainnya sehingga risiko efek samping minimal. Reaksi tipe I ringan umumnya diatasi dengan golongan anti inflamasi non steroid (AINS). Diklofenak merupakan obat yang paling baik ditoleransi dibandingkan bahan AINS lainnya. Kalium diklofenak lebih cepat bereaksi dibandingkan natrium diklofenak.(MDVI 2011; 38/s: 55s - 63s)
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.125 second(s)