Media kantung bilangan adalah alat sederhana berbentuk persegi panjang dengan 3 atau 4 kotak menempel yang ditujukan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi operasi hitung penjumlahan tanpa dan dengan teknik menyimpan dalam Matematika. Pencapaian konsep adalah hasil yang didapatkan setelah memahami atau menghubungkan aturan-aturan baru melalui tingkat pencapaian konkret, identitas, klasifikasi, dan formal dalam sebuah pembelajaran dengan pengetahuan lama sebagai landasan untuk berpikir dan dikembangkan dalam pemecahan masalah. Siswa kelas II SD berumur sekitar 7 sampai 8 tahun. Dalam tahap perkembangan kognitif manusia, mereka berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini ditandai dengan adanya kemampuan siswa menggunakan aturan-aturan logis. Sedangkan operation sering dimaknai sebagai suatu tindakan yang mampu memanipulasi objek nyata atau gambaran yang ada pada dirinya. Pembelajaran penjumlahan merupakan proses komunikasi antara peserta dengan lingkungan belajar sebagai akibat dari berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif tentang proses menggabungkan dua kelompok himpunan baik tanpa dan dengan teknik menyimpan dalam rangka perubahan perilaku. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan media kantung bilangan untuk meningkatkan pencapaian konsep penjumlahan mata pelajaran Matematika siswa kelas II. Subjek penelitian adalah guru kelas II dan siswa kelas II SD yang berjumlah 28 orang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi, hasil dianalisis secara deskritif sedangkan data dokumentasi dianalisis dengan cara memilih dan memasang dokumen yang relevan dengan proses pemahaman konsep saat pembelajaran terjadi. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil penelitian: 1. Media kantung bilangan dapat meningkatkan pencapaian konsep penjumlahan siswa. 2. Pencapaian konsep pada tingkat konkret berhasil dikuasai siswa di tiap siklus, namun menurun jika kedua siklus dibandingkan yaitu dari rata-rata 98,75 poin menjadi 94 poin dikarenakan materi pada siklus kedua lebih abstrak. 3. Pencapaian konsep pada tingkat identitas berhasil dikuasai siswa di tiap siklus, namun menurun jika kedua siklus dibandingkan yaitu dari rata-rata 94 poin menjadi 75 poin. 4. Pencapaian konsep pada tingkat klasifikasi mengalami peningkatan dari hasil selisih rata-rata 21 poin ke 73 poin. 5. Pencapaian konsep pada tingkat konkret mengalami peningkatan dari hasil selisih rata-rata 12,07 poin menjadi 24 poin. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar guru sebaiknya memersiapkan dan memilih materi, metode, media, dan teknik pembelajaran yang tepat untuk membelajarkan materi dasar menyangkut pemahaman konsep. Menginovasi media pembelajaran menjadi lebih masa kini sesuai dengan keadaan siswa di jaman ini. Sekolah hendaknya memfasilitasi guru dengan pelatihan mengenai penerapan media pembelajaran di kelas. |