Paling kurang, ada dua perkcmbangan positif pada perekonomian kita akhir-akhir ini. Pertama, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia mencetak rekor baru menembus level tertinggi dalam sejarah, mencapai 4.311. Kedua, setelah mengalami defisit selama 3 bulan berturut-turut, neraca perdagangan Agustus mencatat surplus sebesar 248,5 juta dollar AS. Namun, benarkah perekonomian kita kokoh menghadang siklus krisis global jangka panjang? Para penganut teori siklus bisnis (business cycle theory) mengingatkan, dinamika naik turunnya kinerja perekonomian harus dilihat dalam perspektif waktu yang panjang. Para investor di pasar modal juga mengenal dua pendekatan, analisis teknikal (jangka pendek) dan fundamental (jangka panjang). Terkadang indikasi teknikal jangka pendek justru membuat bias proyeksi jangka panjang. |