Faktor-faktor penyebab perilaku menyontek adalah faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam berbuat curang, tidak jujur, illegal, dan tidak sah untuk memperoleh keberhasilan akademik. Faktor-faktor tersebut dijabarkan menurut perspektif moral, perspektif kognitif, perspektif behavioral, perspektif klinis, dan perspektif social learning. Perspektif moral merujuk pada kesadaran diri yang keliru, dan konsep diri siswa yang negatif yang menyebabkan siswa menyontek. Perspektif kognitif merujuk pada cognitive shortcut dan cara pandang siswa yang keliru yang menyebabkan siswa menyontek. Perspektif behavioral merujuk pada reward dan punishment negatif yang diperoleh dari menyontek. Perspektif klinis merujuk pada ketidaksiapan siswa dalam menguasai materi, dan ketidak-disiplinan waktu yang menyebabkan siswa menyontek. Perspektif social learning merujuk pada pengaruh teman dan sistem pengawasan yang longgar yang menyebabkan siswa menyontek. Berdasarkan diagnosa yang didapatkan dari faktor-faktor penyebab perilaku menyontek pada sembilan siswa, peneliti menyusun rencana penanganan perilaku menyontek melalui konseling kelompok Rational Emotif Behavior Therapy. Menurut Natawidjaja (2009), kegiatan konseling dengan pendekatan Rational Emotif Behavior Therapy dilaksanakan dengan satu tujuan utama, yaitu membantu para konseli mengusir gagasan-gagasan irasionalnya dan menggantikan dengan gagasan-gagasan yang logis. Tujuan akhirnya adalah para anggota kelompok dapat menginternalisasikan suatu falsafah hidup yang rasional, dan menentang keyakinan-keyakinan yang dogmatis dan keliru yang diperolehnya dari lingkungan sosial budayanya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa menyontek serta menyusun rencana penanganan perilaku menyontek pada sembilan siswa melalui konseling kelompok dengan pendekatan Rational Emotif Behaviour Therapy. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian sembilan orang subjek termasuk siswa yang menyontek. Sembilan orang siswa menyontek dengan cara memberi, mengambil, atau menerima informasi dengan memanfaatkan kelemahan orang lain, prosedur atau proses. Dua diantaranya menyontek dengan cara membawa catatan dan melihat catatan. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa menyontek ditinjau dari beberapa perspektif, menunjukkan rerata persentase pada perspektif social learning sebesar 77,78%, pada perspektif kognitif sebesar 72,22%, pada perspektif klinis sebesar 66,67%, pada perspektif behavioral sebesar 61,11%, dan pada perspektif moral sebesar 47,22%. Sembilan orang subjek penelitian menyadari bahwa diri mereka bermasalah karena memiliki kebiasaan menyontek. ntuk itu, penanganan perilaku menyontek melalui konseling kelompok di pandang perlu untuk dilaksanakan. Peneliti telah menyusun rencana penanganan perilaku menyontek melalui konseling kelompok dengan pendekatan Rational Emotif Behavior Therapy. Saran peneliti kepada kepala sekolah untuk menyediakan tenaga konselor sehingga kasus menyontek yang terjadi di sekolah dapat ditangani dan diselesaikan, serta pembuatan kebijakan siswa yang menyontek. Saran bagi para guru agar mampu memperbaiki sistem pemilaian yang objektif, dan memperbaiki system pengawasan saat ujian. Saran bagi para rekan mahasiswa bimbingan dan konseling, diharapkan dapat melakukan penanganan kasus menyontek di sekolah dengan menerapkan konseling kelompok dengan pendekatan Rational Emotif Behavior Therapy. |