Budaya organisasi merupakan aspek penting yang membantu individu didalam organisasi dalam mengetahui cara pandang, bertindak dan merasa dengan benar, sesuai dengan konteks perusahaan, atau yang digambarkan oleh Schein (2009) dengan “the way we do things around here” (p.27). Di berbagai perusahaan, budaya organisasi umumnya dioperasionalisasikan dalam bentuk nilai-nilai perusahaan. Pada perusahaan X, nilai-nilai perusahaan telah dirumuskan untuk membantu karyawan dalam menjalankan aktivitas kerjanya sehari-hari. Meski perilaku sesuai dengan nilai-nilai perusahaan ini sudah terlihat, namun pada kenyataannya perilaku tersebut belum sepenuhnya diterapkan secara konsisten dan menyeluruh pada seluruh karyawan. Padahal, dari perspektif budaya organisasi, elemen-elemen budaya organisasi (dalam hal ini nilai dan perilaku yang muncul) hendaknya merasupi dalam segala aktivitas kerja serta saling mengingat satu sama lain menjadi kesatuan yang koheren. Dengan demikian, untuk dapat memahami budaya organisasi di perusahaan X, maka dilakukan audit budaya. Martin dan Leal (dalam Pardo-del- Val, et.al, 2006) mengatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman budaya hanya dapat dilakukan melalui audit budaya secara mendalam. Audit budaya merupakan proses untuk memetakan kondisi aktual yang terjadi pada perusahaan saat ini dan melihat kesenjangan dengan kondisi ideal yang diharapkan. Dalam penelitian ini, kondisi ideal suatu budaya organisasi termanifestasi dalam perilaku-perilaku kunci dari nilai-nilai perusahaan. Dengan demikian, tujuan dari audit budaya adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai internalisasi budaya organisasi pada karyawan di perusahaan X saat ini, dan sejauh mana terjadi kesenjangan budaya. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan pendekatan kuantitatif, yang menggunakan instrumen berbentuk kuesioner. Kuesioner ini mengukur internalisasi budaya organisasi di perusahaan X dengan menggunakan variabel tingkat pemahaman dan tingkat penerapan perilaku nilai-nilai perusahaan X. Subyek penelitian berjumlah 125 responden karyawan tetap perusahaan X. Analisa data didasarkan pada kategori level tingkat pemahaman dan tingkat perilaku yang memiliki rentang level satu sampai empat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara budaya organisasi yang saat ini terjadi dengan budaya organisasi yang diharapkan manajemen (ideal). Temuan juga menunjukkan bahwa umumnya tingkat penerapan perilaku responden berada pada level yang lebih tinggi daripada tingkat pemahamannya. Hasil audit budaya dan temuan lainnya digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan program intervensi untuk meminimalisir kesenjangan budaya organisasi yang terjadi di perusahaan X. |