Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran stres pada perawat unit rawat inap di RSAL Dr. Mintohardjo. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memperoleh gambaran peran relaksasi autogenik terhadap stres perawat tersebut. Stres merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang dinilai sebagai sesuatu yang membebani atau melebihi kekuatannya, serta mengancam kesehatannya (Lazarus & Folkman, 1984). Stres dapat menghasilkan berbagai macam konsekuensi yang tidak diinginkan, menghabiskan banyak biaya, dan melemahkan, baik bagi individu yang bersangkutan maupun organisasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi untuk mengurangi konsekuensi negatif yang ditimbulkan oleh stres. Salah satu metode intervensi yang dapat dilakukan adalah melalui teknik relaksasi autogenik. Relaksasi autogenik adalah teknik relaksasi yang meliputi daya imajinasi seseorang bahwa tubuhnya terasa berat dan hangat. Pemilihan teknik relaksasi ini didasari oleh pemikiran bahwa setiap orang tidak dapat menghindari stres, sehingga perlu dibekali kemampuan atau keterampilan untuk mengatasi stres tersebut. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode non random sampling, yaitu purposive sampling. Sebanyak 38 perawat unit rawat inap diberikan kuesioner stres untuk mengetahui tingkat stres-nya. Perawat dengan tingkat stres yang tinggi akan mendapatkan intervensi berupa relaksasi autogenik. Pengujian peran relaksasi autogenik ini diteliti dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Peneliti menggunakan kuesioner stres ISMA (International Stress Management Association) dari United Kingdom untuk melihat tingkat stres pada perawat, kemudian menggali stres tersebut dari berbagai aspek yang terkait melalui metode wawancara mendalam. Penelitian dilakukan pada empat perawat unit rawat inap di RS. X Jakarta Pusat yang akan mendapatkan intervensi berupa relaksasi autogenik, dimana intervensi tersebut diharapkan dapat mempengaruhi tingkat stres perawat yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres pada perawat disebabkan oleh faktor pada pekerjaan maupun hal di luar pekerjaan. Faktor yang menjadi stressor berada pada aspek relasi dalam pekerjaan dan struktur organisasi. Selain itu, stres di luar pekerjaan diakibatkan oleh permasalahan ekonomi, hubungan dengan suami, ataupun adanya anggota keluarga yang mengalami sakit. Hasil lainnya menunjukkan bahwa relaksasi autogenik mempunyai peran positif dalam menurunkan tingkat stres pada perawat. Setiap subjek menyatakan bahwa mereka merasa lebih tenang dan rileks, serta dapat mempraktekkan teknik relaksasi autogenik tersebut secara mandiri. |