Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata siswa dan membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki, agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari sehingga kegiatan belajar lebih bermakna yang memiliki komponen konstruktivisme, tanya jawab, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Hasil belajar IPA adalah kemampuan seseorang atau ukuran tingkat keberhasilan pengetahuan, ia belajar dan memiliki ketrampilan tertentu setelah ia melakukan suatu proses kegiatan yang menjadi suatu pengalaman dengan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam suatu kecakapan, kebiasaan, sikap serta pengetahuan berkenaan dengan materi yang dipelajari yaitu energi dan perubahannya. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV C SD Strada Bina Mulia I tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 35 siswa, peneliti dan observer. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I siswa mempelajari materi energi panas yang mencangkup; sumber energi panas, melakukan percobaan perpindahan panas dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi, membedakan apa itu isolator dan konduktor serta menyebutkan manfaat energi panas. Pada pembelajaran kontekstual siklus II, siswa mempelajari sumber energi bunyi yang meliputi; benda yang dapat menghasilkan bunyi, mendemontrasikan perambatan bunyi dengan tiga cara, membuktikan adanya pemantulan dan penyerapan bunyi serta menyebutkan manfaat energi bunyi. Hasil penelitian menunjukkan (1) penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar; (2) pada siklus I rata – rata pre test yaitu 60,14 sedangkan rata – rata post test meningkat menjadi 70,03. Pembelajaran kontekstual pada siklus I, siswa membuat kapal uap sederhana dari kaleng bekas. kapal dirakit dengan gabus, triplek, kawat dan lilin, menjadi benda yang bermakna. Kaleng yang dirakit diisi air secukupnya setelah itu air dipanaskan dengan beberapa lilin, maka kapal uap dapat bergerak diatas baskom berisi air yang dapat digunakan sebagai alat permainan yang menghasilkan energi gerak dan bisa dikreasikan sesuai dengan kreativitas siswa (3) pada siklus II rata – rata pre tes 64,83 dan nilai rata – rata post test 76,77. Pembelajaran kontekstual pada siklus II siswa mencoba membuat sendiri benda yang dapat menghasilkan bunyi dengan kreasi mereka dari bahan bekas sehingga menjadi alat musik yang dapat dimainkan dan dipadukan dengan kelompok yang lain sehingga menghasilkan suatu irama bunyi yang menarik. Berdasarkan hasil penelitan yang diperoleh, peneliti memberikan saran agar siswa dapat menerapkan proses pembelajaran untuk materi lain sehingga materi pembelajaran dapat bermakna bagi kehidupan nyata sehari – hari. Bagi guru agar terus – menerus menambah wawasan dan keterampilan mengajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman siswa. Bagi sekolah agar memfasilitasi guru untuk mengembangkan ketrampilan dalam menerapkan pembelajaran kontekstual misalnya dengan mengadakan pelatihan atau seminar. |