Setiap perusahaan hams memiliki tolak ukur untuk menilai tingkat efisiensi perusahaan, sebab penerapan efisiensi pada proses produksi perusahaan dapat menghasilkan produk yang lebih ekonomis. Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan adalah dengan penerapan biaya standar. Biaya standar dapat memberikan suatu gambaran mengenai pertanggungjawaban biaya. Dalam perhitungannya, sistem biaya standar yang telah ditetapkan dimuka dibandingkan dengan biaya-biaya yang sebenarnya terjadi pada akhir periode. Selisih yang terjadi merupakan penyimpangan biaya produksi yang menunjukan efisien atau tidaknya proses produksi perusahaan. Hasil penelitian analisis varians pada PT Dwijaya Sentral Sarana dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 terjadi manufacturing cost variance sebesar (Rp 32,046,483,750) unfavorable dan pada tahun 2010 sebesar (Rp 44,536,646,280) unfavorable. Atas penyimpangan yang terjadi, perusahaan dapat melakukan beberapa tindakan perbaikan, antara lain penentuan kapasitas produksi secara efisien, evaluasi terhadap harga pembelian bahan baku, pelatihan karyawan |