Persaingan dunia bisnis packaging bahan makanan dan minuman semakin ketat terjadi dan menuntut perusahaan PT Crown Pratama agar meningkatkan kualitas produknya dan diminati oleh pelanggan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Penulis telah menganalisa biaya kualitas yang terjadi selama tahun 2009 dan 2010, hasilnya menunjukkan bahwa PT Crown Pratama berhasil meningkatkan kualitas produknya namun tingkat produk cacat yang terjadi masih tinggi yang artinya PT Crown Pratama tetap tidak luput dari produk cacat. Maka itu dibutuhkan salah satu tools untuk meningkatkan kualitas produk yaitu Six Sigma. Penulis membuat analisa penerapan peningkatan kualitas dengan menggunakan metode Six Sigma melalui lima tahap yaitu Define, Measure, Analyze, Improve dan Control. Penerapan ini dilakukan karena bertujuan untuk menurunkan tingkat produk cacat. Semakin sedikit produk cacat yang dihasilkan perusahaan, maka perusahaan semakin mendekati tingkat Six Sigma. Setelah perusahaan mengimplementasikan metode Six Sigma untuk meningkatkan kualitas produk, maka timbul kebutuhan manajer untuk memantau kemajuan produktivitas perusahaan dari segi bahan baku dan tenaga kerja. Apabila PT Crown Pratama melakukan metode Six Sigma dengan sungguh-sungguh, maka diharapkan akan terjadi peningkatan tingkat sigma, penurunan tingkat produk cacat dan produktivitas perusahaan juga akan meningkat. Peningkatan produktivitas perusahaan terjadi karena bahan baku yang dipakai dan jam tenaga kerja yang digunakan akan berkurang saat proses produksi karena tidak ada pengulangan pengerjaan akibat produk cacat. Hal ini sekaligus juga akan mengakibatkan penurunan biaya produksi dan peningkatan laba PT Crown Pratama. |