Penelitian ini dibagi menjadi 2 model. Penelitian pertama meneliti apakah debt covenant dan cadangan piutang tak tertagih menjadi motivasi dilakukannya manajemen laba oleh manajer perusahaan. Dalam penelitian ini, debt covenant dinyatakan dengan rasio debt to equity dan debt to asset, sedangkan cadangan piutang tak tertagih dinyatakan melalui AFDA. Manajemen laba dalam penelitian ini dideteksi melalui manipulasi aktivitas rill dengan menggunakan model Roychowdhury (2006). Model penelitian kedua ingin meneliti bagaimana dampak manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan terhadap return saham perusahaan. Pada model penelitian kedua, rasio debt to equity, debt to asset dan AFDA berperan sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian model pertama terhadap 100 perusahaan selama 3 tahun menunjukkan bahwa debt covenant (debt to asset) berpengaruh positif dan signifikan terhadap proksi abnormal production dan real earnings management index. Selain itu, AFDA berpengaruh positif dan signifikan terhadap proksi abnormal cash flow. Untuk proksi abnormal discretionary expense, sebaran data tidak normal sehingga menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Pada model penelitian kedua, hasil regresi menunjukkan tidak ada pengaruh atas manajemen laba yang dilakukan terhadap return saham perusahaan. |