Cerebral Palsy (CP) disebabkan oleh kerusakan otak yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontrol tonus ototnya. CP mempengaruhi perkembangan anak-anak dan menyebabkan ketidakmampuan secara fisik. Anak yang mengalami CP, biasanya mengalami kesulitan untuk menggerakkan tangan, kaki, tubuh, atau wajahnya secara efektif. Tidak hanya itu saja, CP juga menyebabkan seorang anak tidak mampu untuk melakukan peran-peran sosialnya secara maksimal seperti apa yang diharapkan lingkungan kepadanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali kebutuhan psikoedukasi dan membuat /eafler psikoedukasi bagi keluarga yang memiliki anak dengan CP. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai kebutuhan psikoedukasi keluarga yang memiliki anak dengan CP. Ada tiga responden yang terlibat dalam penelitian, setiap dari mereka memiliki anak dengan CP. Melalui ketiga responden tersebut, peneliti membuat pedoman psikoedukasi bagi keluarga yang memiliki anak dengan CP. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keluarga membutuhkan psikoedukasi sebagai berikut, pertama, informasi mengenai CP (arti CP, jenis CP, gejala dan tanda awal CP, penyebab CP, diagnosis CP, dan penanganan CP); kedua, informasi mengenai tahap perkembangan reaksi emosional dan strategi copingnya, ketiga, informasi mengenai komunikasi keluarga yang memiliki anak dengan CP, dan keempat, informasi mengenai bantuan tenaga profesional yang dapat dijangkau oleh orangtua berkenaan dengan kondisi anaknya yang mengalami CP. Setelah mendapatkan gambaran kebutuhan psikoedukasi (seperti yang telah disebutkan di atas), kemudian peneliti memberikan uji coba psikoedukasi kepada satu responden wanita yang terlibat dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat manfaat dari psikoedukasi dan membuat leaflet psikoedukasi bagi keluarga yang memiliki anak dengan CP. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa psikoedukasi memberikan manfaat yang positif baik terhadap aspek pemahaman dan emosi keluarga yang memiliki anak dengan CP. |