Pemahaman konsep adalah kemampuan yang lebih tinggi dari aspek pengetahuan, kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan untuk menguasi materi yang telah dipelajari. Dalam penelitian ini, siswa dinyatakan memahami konsep jika sudah dapat menggolongkan, menyelidiki, mendeskripsikan, mengindentifikasi, menjelaskan, membedakan, dan menyebutkan sifat, jenis, dan hubungan bahan dengan struktur penyusun benda serta perubahan sifat benda. Model pembelajaran konstruktivistik adalah pandangan mengenai proses pembelajaran yang menekankan bahwa dalam proses pembelajaran diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri. Pada akhir proses pembelajaran, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah melihat bagaimana pemahaman konsep penerapan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V SD Strada Nawar. Subjek penelitian adalah peneliti sebagai guru, guru wali kelas sekaligus bidang studi IPA sebagai observer, dan siswa kelas V SD yang berjumlah 33 orang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumen, Hasil dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisis hasil belajar menunjukan bahwa ada peningkatan pemahaman konsep yang terjadi pada siswa. Hal tersebut dibuktikan melalui nilai rata-rata postes yang lebih tinggi dari pada nilai rata-rata pretes pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata pretes pada siklus I adalah 54 dan nilai rata-rata postes adalah 75. Pada siklus II terjadi peningkatan pretes dan postes, nilai rata-rata pretes sebesar 67 dan nilai rata-rata postes adalah 79. Nilai rata-rata postes pada setiap pembelajaran telah mencapai SKBM IPA (Standar Kompetensi Belajar Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah, yaitu sebesar 72. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan sekolah bisa membekali guru dengan memberikan pelatihan mengenai konstruktivistik sehingga guru dapat mengeksplorasi tahapan model pembelajaran ini di kelasnya. Untuk menerapkan model pembelajaran ini dengan baik, maka guru seyogyanya menggali informasi dan mengembangkan pengetahuannya melalui berbagai sumber belajar terutama mengenai pembelajaran konstruktivistik. Alangkah baiknya jika guru juga memberikan ruang kepada siswa untuk menggali sendiri pengetahuannya melalui berbagai soal yang menuntut aktifnya sikap pemecahan masalah. |