Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk bekerja sama dalam kelompok mengerjakan tugas-tugas terstruktur dan mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran berbasis sosial. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan memudahkan siswa belajar sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, serta pengetahuan, nilai, dan keterampilan. IPS adalah salah satu mata pelajaran pada jenjang SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Namun, pada pelaksanaannya, IPS hanya menekankan pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep melalui hafalan bukan menekankan pada pemahaman sehingga kurang memfasilitasi siswa untuk memiliki hasil belajar yang menyeluruh. Melalui model pembelajaran kooperatif ini dapat mendukung tercapainya hasil belajar yang menyeluruh. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD Sariputra Cikarang agar dapat meningkatkan hasil belajarnya. Subjek penelitian adalah guru, observer, dan siswa-siswi SD Sariputra kelas IV A sebanyak 23 orang, yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 12 siswa laki. Penelitian ini dibagi menjadi dua siklus. Siklus pertama dan kedua dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa didukung peningkatan ketercapaian KKM. Nilai ratarata pada siklus I dari 66.17 meningkat menjadi 76.65 kemudian nilai rata-rata pada siklus II dari 76.65 meningkat menjadi 85.26. Untuk siswa yang mencapai KKM (=70) pada siklus I dari 12 siswa (52.17 %) meningkat menjadi 17 siswa (73.92 %), dan siswa yang tidak mencapai KKM (< 70) dari 11 siswa (47.82%) menjadi tersisa 6 siswa (26.08 %), sedangkan pada siklus II, siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 21 siswa (91.31 %) dan yang tidak mencapai KKM hanya 2 siswa (8.69 %). Selain itu, proses pembelajaran di kelas menjadi lebih hidup, menarik dan menyenangkan karena para siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran kooperatif, tidak hanya kemampuan siswa dalam berkomunikasi berkembang, tetapi kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk para guru agar terus dapat menjadi lebih kreatif dengan menggunakan model-model pembelajaran, seperti model pembelajaran kooperatif, yang dapat membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan bagi para siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Akan tetapi, tetap dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam bidang akademik maupun sosial siswa. |