Penelitian ini membahas tentang usulan penerapan lean manufacturing system pada dunia industri. Adapun studi kasus dilakukan di PT. UPS. PT. UPS merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi solar panel. Perusahaan bisa membuat produk secara custom, namun yang dibahas dalam penelitian ini adalah produk utama, yaitu solar panel 50W, 80W dan 100W. Sistem produksi yang digunakan perusahaan saat ini adalah sistem dorong. Penggambaran sistem produksi saat ini dilakukan dengan menggunakan current state value stream mapping. Dari hasil perhitungan didapatkan Process Cycle Efficiency (PCE) kondisi saat ini hanya 0,71%. Perusahaan masih jauh dari “lean” karena syarat minimal suatu perusahaan disebut lean apabila nilai PCE nya lebih dari 30%. Sementara itu Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk kondisi saat ini adalah 73,97% dimana availability, performance dan quality masing-masing adalah 89,38%, 86,21% dan 96%. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa di lantai produksi PT. UPS masih terdapat hal-hal yang tidak memberikan nilai tambah (waste). Hal ini menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi target permintaan konsumen dengan rata-rata 58 unit / hari. Dari proses identifikasi waste menggunakan checksheet dan perhitungan biaya akibat dari waste, didapatkan bahwa waste processing dan waste inventory menimbulkan biaya terbesar yaitu 84,7% dari seluruh biaya waste yang ada. Dari analisa penyebab terjadinya waste terlihat bahwa akar permasalahan dari kedua waste tersebut adalah tidak dihitungnya takt time, kurangnya kapasitas stasiun kerja dan pemesanan bahan baku yang tidak sesuai kebutuhan. Berdasarkan akar penyebab masalah yang didapatkan sebelumnya, pada penelitian ini akan diusulkan penerapan lean manufacturing system untuk mengatasi masalah yang ada sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi. Adapun usulan penerapan lean yang diterapkan pada PT. UPS adalah perancangan 5S, line balancing, kanban, heijunka dan standarisasi kerja. Hasil dari usulan ini kemudian digambarkan dengan future state value stream mapping. Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi future state, pada penelitian ini juga dibuat simulasi dari lantai produksi setelah menerapkan usulan lean secara keseluruhan. Dari hasil simulasi, terlihat bahwa perusahaan cukup menggunakan 1 unit mesin laminating saja. Utilitas operator juga sudah cukup stabil dimana berkisar diantara 71% sampai dengan 92%. Dengan adanya usulan yang dilakukan, Process Cycle Efficiency (PCE) meningkat menjadi 12,3% dan Overall Equipment Effectiveness (OEE) juga naik menjadi 95,52% dengan availability, performance dan quality masing-masing adalah 95,83%, 100% dan 96,55%. Walaupun perusahaan belum dapat dikatakan lean, namun pada kondisi usulan ini perusahaan sudah mampu memenuhi permintaan konsumen. |