Teknologi merupakan pengetahuan, produk, proses, peralatan, metode, dan sistem yang diaplikasikan untuk menghasilkan barang dan menyediakan jasa. Teknologi sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi juga terus berkembang. Perkembangan zaman menuntut setiap industri untuk terus berlomba-lomba menjadi yang terdepan. Manajemen teknologi mengambil peranan penting di dalam perkembangan industri. Manajemen teknologi mempelajari bagaimana menghubungkan strategi teknologi dengan strategi bisnis untuk meningkatkan keuntungan, bagaimana teknologi dapat memperbaiki sistem dalam manufaktur dan jasa, dan menentukan standar teknologi yang digunakan oleh suatu industri sehingga dapat menentukan strategi bisnis dan teknologi yang digunakan oleh suatu industri tertentu. Metode Teknometrik membantu suatu industri dalam menentukan standar teknologi yang dimilikinya dan dengan menggunakan Formulasi Model Dussauge, Stuart, & Ramanantsoa (1997) standar teknologi yang didapatkan dari perhitungan Teknometrik tersebut dapat menentukan posisi strategi bisnis dan teknologi yang dapat dilakukan suatu industri guna memenangkan persaingan. Studi kasus penelitian ini dilakukan pada IKM Batik Retno Mulyo yang merupakan salah satu produsen batik tulis di daerah Tembayat, Klaten yang baru berdiri pada bulan Agustus 2008 sehingga penting bagi IKM ini untuk mengetahui tingkat teknologi yang dimilikinya. Penilaian tingkat teknologi dilakukan dengan menghitung nilai TCC (Technology Contribution Coefficient) dari komponen technoware, humanware, infoware, dan orgaware yang dimiliki oleh IKM Batik Retno Mulyo, yaitu dengan melakukan lima langkah perhitungan Model Teknometrik Teknologi. Nilai TCC dari IKM Batik Retno Mulyo sebesar 0,000286 menunjukkan bahwa teknologi di IKM Batik tersebut sangat rendah dan dapat dikatakan tingkat teknologi IKM tersebut berada pada level tradisional. Mengacu pada hasil perhitungan Model Teknometrik dan hasil wawancara dengan pihak terkait,maka kita dapat menentukan strategi bisnis dan teknologi yang cocok untuk IKM Batik Retno Mulyo menggunakan Formulasi Model Dussauge, Stuart, & Ramanantsoa (1997) dengan berdasarkan atas tiga dimensi utama yaitu potensi pertumbuhan pasar, posisi pasar, dan kemampuan teknologi. Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa IKM Batik Retno Mulyo memiliki potensi pertumbuhan pasar yang tinggi, posisi pasar yang kuat, dan kemampuan teknologi yang rendah, sehingga strategi bisnis yang cocok adalah Question Marks dan strategi teknologi yang dapat dilakukan adalah melakukan penguatan kemampuan teknologi secepatnya untuk mempertahankan posisi pasar, dalam hal ini waktu merupakan faktor yang kritis. |