Permintaan komunikasi serta mobilitas pengguna seluler selalu menuntut adanya kontinuitas layanan. Pada sistem seluler, fasilitas yang menjamin adanya kontinuitas komunikasi saat pengguna bergerak dari satu sel ke sel lain disebut handover. 3rd Generation Partnership Project (3GPP) release lima atau dikenal dengan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) awalnya menggunakan mekanisme Hard Handover, namun mekanisme tersebut mengurangi kehandalan sistem karena memiliki Inter Arrival Time (IAT) sebesar 300-500 ms [5]. Padahal I AT yang diperlukan untuk menjamin sebuah komunikasi adalah tidak lebih dari 150 ms [1]. Oleh karena itu 3GPP memperbaiki mekanisme handover dengan diterapkannya mekanime Soft Handover (SHO) yang mampu meningkatkan Quality of Service (QoS). Pada penelitian ini disimulasikan dan dilakukan evaluasi kinerja SHO pada HSDPA menggunakan jaringan Universal Mobile Telecommunication System (UMTS). Simulasi dilakukan menggunakan Network Simulator-2 (NS-2) versi 2.19b berbasis Gentoo Linux. Skenario simulasi terdiri dari dua skenario, yaitu untuk melihat cara kerja SHO saat pengguna berpindah sel, serta mencari Soft Handover Failure (SHOF) untuk mengetahui kapasitas sel dalam menangani SHO dengan jumlah sel yang digunakan sebanyak tujuh dan masing-masing sel memiliki satu Base Station (BS). Evaluasi kinerja SHO dilihat berdasarkan IAT yang dihasilkan oleh simulasi. Berdasarkan hasil pengujian, IAT yang dihasilkan selalu kurang dari 150 ms, artinya SHO mampu meningkatkan kinerja sistem karena delay yang kecil saat terjadi handover. Selain itu sistem dalam penelitian ini mulai bekerja tidak optimal saat UE berjumlah lebih dari 1000 UE. |