Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah hirarki pendanaan yang disebutkan dalam pecking order theory berlaku di Indonesia, penelitian ini ingin menjelaskan pola perilaku pendanaan dalam manajemen keuangan yang menyatakan bahwa struktur pendanaan suatu perusahaan mengikuti hirarki yang dimulai dari penggunaan sumber dana termurah, dana internal, riskless debt risky debt dan saham (eku'rtas) sebagai sumber terakhir. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta khususnya yang masuk dalam indeks LQ-45 dari tahun 2003 sampai tahun 2009. Penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Frank dan Goyal pada tahun 2002 atau disebut dengan FG model yaitu dengan melihat pengaruh antara defisit kas perusahaan dengan perubahan utang jangka panjang, Hipotesis diuji dengan regresi panel data (Pooled Least Square). Hasil pengujian menunjukkan selama periode amatan yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2009, mengindikasikan bahwa ada hubungan positif antara kebutuhan dana perusahaan yaitu defisit kas dengan utang jangka panjang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Namun defisit kas perusahaan-perusahaan yang ditutupi dengan utang jangka panjang tidak besar, hanya 24 persen, ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan Indeks LQ-45 tidak sepenuhnya mengikuti pola pendanaan seperti yang disebut dalam pecking order theory. xii |