Penyesuaian sosial adalah kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan kelompok yang ada di lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian social adalah: pola asuh orang tua yang baik, model yang dapat dijadikan acuan dan motivasi untuk berhubungan dengan orang lain, dan bimbingan serta bantuan dalam melakukan proses penyesuaian sosial. Peserta didik tunarungu adalah peserta didik yang mengalami hambatan atau kehilangan kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya, yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh indera pendengaran. Peneliti tertarik ingin meneliti masalah penyesuaian sosial peserta didik tunarungu SMALB Pangudi Luhur Jakarta Barat, karena berdasarkan hasil pengumpulan data melalui: wawancara; home visit; dan observasi, peneliti menemukan adanya kecenderungan peserta didik tunarungu lebih memilih teman sebaya tunarungu di luar lingkungan sekolah sebagai teman mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penyesuaian sosial peserta didik tunarungu SMALB Pangudi Luhur Jakarta Barat, terhadap teman sebaya di luar lingkungan sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan instrumen skala penilaian yang mempunyai empat alternative jawaban Butir instrumen skala penilaian terdiri dari 64 butir pernyataan, namun setelah diadakan uji coba dan proses penghitungan melalui SPSS diperoleh 34 butir pernyataan valid dengan nilai reliabilitas sebesar 0,9244. Berdasarkan proses pengumpulan data diperoleh hasil bahwa sebagian besar peserta didik tunarungu di SMALB Pangudi Luhur Jakarta Barat dengan jumlah 72,5 % atau 29 peserta didik tunarungu memiliki tingkat penyesuaian sosial yang tinggi terhadap teman sebaya di luar lingkungan sekolah. Sedangkan 27,5% atau 11 peserta didik tunarungu, memiliki tingkat penyesuaian sosial yang sedang terhadap teman sebaya di luar lingkungan sekolah. Peneliti memberikan saran kepada pihak SMALB Pangudi Luhur Jakarta Barat serta orangtua, agar membiasakan peserta didik SMALB Pangudi Luhur Jakarta Barat untuk membiasakan melakukan komunikasi verbal kepada orang-orang di lingkungan sekitar. Selain itu dibutuhkan pula pelatihan dan persiapaan bagi para calon guru peserta didik tunarungu, agar dapat memberikan kemampuan berbahasa verbal kepada peserta didik tunarungu sejak dini. Hal ini perlu dilakukan agar peserta didik tunarungu SMALB Pangudi Luhur Jakarta, dapat melakukan komunikasi secara verbal dengan baik di lingkungan sosialnya. |