Perataan Laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik secara artifisial maupun secara riil. Perataan laba dianggap sebagai tindakan yang umum dilakukan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu. Namun demikian praktik ini telah dikritik banyak pihak karena dapat menyebabkan disclosure dalam laporan keuangan menjadi tidak memadai. Akibatnya, laporan keuangan tidak lagi mencerminkan keadaan sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba, yaitu ukuran perusahaan, harga saham, Net Profit Margin, dan struktur kepemilikan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel penelitian berjumlah 61 perusahaan dengan sub sampel sebanyak 305 laporan keuangan. Jumlah sampel ini diperoleh melalui metode purposive judgement sampling. Pengamatan dilakukan selama lima tahun dari tahun 2005 hingga 2009. Indeks Eckel digunakan untuk mengelompokkan perusahaan perata dan bukan perata. Berdasarkan hasil perhitungan dengan Indeks Eckel menunjukkan bahwa sebanyak 22 perusahaan diindikasikan melakukan praktik perataan laba. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik factor ukuran perusahaan, harga saham, dan Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Sedangkan, faktor struktur kepemilikan berpengaruh terhadap praktik perataan laba |