Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keinformatifan laporan keuangan suatu perusahaan. Bila manajemen laba dilakukan dengan perspektif oportunistik, maka hal ini akan mengurangi keinformatifan laporan keuangan perusahaan. Manajemen laba merupakan suatu variabel yang kompleks dan tidak mudah untuk diteliti karena begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya manajemen laba (baik yang bersifat oportunistik maupun yang bersifat efisien) tergantung dari kebutuhan masing-masing pihak. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang dapat menimbulkan tindakan manajemen laba. Sebanyak 242 perusahaan terpilih sebagai anggota sampel dengan unit pengamatan selama 3 tahun (tahun 2008 sampai dengan tahun 2010). Metode analisis yang digunakan adalah regresi liniear berganda. Sebelum melakukan pengujian analisis, data terlebih dahulu diuji dengan statistika deskriptif dan uji asumsi klasik. Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur kepemilikan (yang diwakili oleh: kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan keluarga, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) mempengaruhi manajemen laba, yang diukur dengan nilai discretionary accrual, secara signifikan serta memiliki tanda pengaruh yang sama dengan hipotesis yang disusun. Berbeda dengan struktur kepemilikan yang mempengaruhi manajemen laba, transaksi yang terjadi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa (yang diwakili oleh piutang dan utang dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa) dan reputasi perusahaan tidak secara signifikan mempengaruhi manajemen laba. |