January Effect merupakan salah satu bentuk anomali pasar dimana terdapat kecenderungan tingkat imbal hasil (return) yang lebih tinggi pada bulan Januari dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya dalam tahun yang sama. Pola musiman January Effect ini terjadi pada pasar yang tidak efisien. Penelitian ini menganalisis eksistensi anomali January Effect pada perusahaan-perusahaan yang terdapat pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode analisis yang digunakan penulis yaitu: (1) mengambil sampel lima puluh saham berkapitalisasi terbesar dan lima puluh saham berkapitalisasi terkecil pada setiap bulannya, serta mengelompokkan berdasarkan kapitalisasinya. (2) mencari tingkat imbal hasil harian (return) masing-masing sampel dalam bulan bersangkutan. (3) mencari rata-rata tingkat imbal hasil (return) minggu pertama per bulan masing-masing sampel bersangkutan. (4) mencari ratarata tingkat imbal hasil (return) minggu pertama per bulan dalam kelompok saham berkapitalisasi kecil dan besar setiap bulannya selama tahun penelitian. (5) mengidentifikasi terjadinya anomali January Effect pada saham berkapitalisasi kecil dan besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode penelitian, tahun 2003 sampai tahun 2009, anomali January Effect hanya terjadi pada saham berkapitalisasi besar pada tahun 2006, namun pada tahun-tahun lainnya saham berkapitalisasi besar tidak terjadi anomali January Effect. Pada saham berkapitalisasi kecil tidak terjadi anomali January Effect pada setiap tahunnya. Penulis menyimpulkan bahwa anomali January Effect tidak terjadi di Indonesia. |