Kecepatan mencongak adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan hitungan di luar kepala (dengan ingatan saja) dan hanya ditulis hasilnya tanpa menggunakan cara. Dalam pelajaran mencongak siswa dilatih untuk menghafal suatu hasil hitungan. Siswa yang hafal maka akan cepat dalam menjawab soal yang diberikan. Mencongak membutuhkan ketelitian serta kecepatan dalam menjawab soal. Biasanya mencongak digunakan pada mata pelajaran matematika penjumlahan, pengurangan, perkalian serta pembagian. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti tentang mencongak perkalian karena setelah siswa memahami konsep perkalian maka siswa dituntut untuk menghafal. Perkalian adalah penjumlahan secara berulang atau cara singkat dari penjumlahan. Berdasarkan wawancara awal, materi perkalian merupakan materi yang menakutkan bagi beberapa siswa kelas II SD Santa Maria Fatima, dikarenakan harus menghafal perkalian 1-10. Hal ini dikarenakan siswa kelas II SD dituntut untuk menghafal perkalian di mana guru terbiasa meminta siswa hanya menghafalnya saja tanpa memperhatikan metode yang tepat. Untuk itu peneliti akan menggunakan metode permainan dalam pembelajaran mencongak. Metode permainan adalah cara mengajar yang dilakukan dalam bentuk permainan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan menyenangkan. Metode ini sangat tepat dilakukan dalam proses belajar-mengajar di sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran matematika materi perkalian, sehingga siswa tidak merasa jenuh. Penelitian dengan penggunaan metode permainan dalam pelajaran matematika materi perkalian bertujuan untuk meningkatkan kecepatan mencongak perkalian. Subjek penelitian adalah guru kelas II SD dan siswa kelas IIC SD yang berjumlah 28 orang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, dengan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi, hasil dianalisis secara deskriptif naratif. Setelah dilakukan penelitian selama 2 siklus pembelajaran, terbukti bahwa metode permainan yang dibuat bervariasi membuat pelajaran tidak membosankan, sehingga siswa semangat untuk belajar dan tertantang dalam mengikuti pelajaran, mengalami peningkatan terhadap rata-rata nilai tes dari 88 menjadi 90 pada siklus I dan II, serta proses penyelesaian soal yang semakin cepat dari waktu 4 menit 02 detik menjadi 2 menit 04 detik. Oleh karena itu berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan mencongak perkalian siswa kelas II SD meningkat. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan adanya pelatihan dan seminar mengenai penggunaan metode pembelajaran yang tepat, agar proses pembelajaran menjadi tidak monoton atau membosankan. Selain itu, guru perlu menggunakan metode permainan dalam penyampaian materi pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika materi perkalian, sehingga siswa merasa senang belajar dan secara tidak sadar siswa menghafal perkalian tanpa terpaksa. |