Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata siswa dan membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kegiatan belajar lebih bermakna yang memiliki komponen konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Hasil belajar IPA adalah kemampuan seseorang atau ukuran tingkat keberhasilan seseorang dalam menguasai pengetahuan, ia belajar dan memiliki keterampilan tertentu setelah ia melakukan suatu proses kegiatan yang menjadi suatu pengalaman dengan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam suatu kecakapan, kebiasaan, sikap serta pengetahuan berkenaan dengan Perubahan Bentuk Pada Benda. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas II D SD Katolik Ricci II Bintaro tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 30 siswa, peneliti dan observer. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari dua siklus. Pada Siklus I, siswa mempelajari perubahan bentuk pada benda dan bentuk perubahannya, sedangkan pada siklus II, siswa mempelajari perubahan wujud pada benda (benda padat dan benda cair). Hasil penelitian menunjukkan: (1) Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar. (2) Pada siklus I rata-rata pre tes sebesar 6,9 sedangkan rata-rata pos tes meningkat menjadi 8,6. Pembelajaran kontekstual pada siklus I, siswa membuat kincir angin yang terbuat dari kertas. Kincir angin dibuat melalui proses melipat, menggunting, dan menempel. Kincir angin yang dibuat siswa selanjutnya bisa dijadikan salah satu alat permainan. (3) Pada siklus kedua rata-rata pre tes 7,4 sedangkan rata-rata pos tes meningkat menjadi 8,9. Pembelajaran kontekstual pada siklus II, siswa memperhatikan demonstrasi membuat agar-agar yang dilakukan oleh guru. Agar-agar dimasak melalui proses pemanasan, agar-agar terbuat dari adonan bubuk agar-agar, gula, vanili, dan air putih. Setelah matang agar-agar panas yang berwujud cair didinginkan sehingga berbentuk padat. Perubahan wujud dari cair ke padat disebut membeku. Melalui demonstrasi membuat agar-agar yang dilakukan oleh guru, siswa ingin mencoba membuat sendiri di rumah masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran agar siswa dapat menerapkan proses pembelajaran untuk materi lain sehingga materi pembelajaran dapat bermakna bagi kehidupan nyata sehari-hari. Bagi guru agar terus menerus menambah wawasan dan keterampilan mengajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman nyata siswa yang semakin berkembang. Bagi sekolah agar memfasilitasi guru untuk mengembangkan keterampilan dalam menerapkan pembelajaran kontekstual misalnya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan atupun seminar-seminar, memberikan penghargaan atau reward bagi para guru yang berhasil melaksanakan pembelajaran kontekstual melalui proses supervisi kelas. |