Keterampilan kooperatif merupakan keterampilan sosial yang dimiliki semua orang karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat. Manusia selalu hidup dengan manusia lainnya satu sama lain. Manusia saling membutuhkan sehingga kerjasama merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Dalam pembelajaran juga dibutuhkan penanaman kerja sama atau sikap kooperatif terutama pada usia sekolah dasar karena pada usia ini peserta didik disebut usia berkelompok. Dalam interaksi sosial peserta didik dapat mengembangkan sikap afektif dan psikomotor, tidak hanya aspek kognitif. Pentingnya sikap kooperatif pada usia dini seperti pada usia sekolah dasar untuk terus ditanamkan membutuhkan bantuan tidak hanya dari rumah tetapi juga dari pihak luar seperti sekolah dan tempat belajar lainnya. Salah satunya kursus robotik yang sedang digemari belakangan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keterampilan kooperatif siswa SD yang mengikuti kursus robotik. Peneliti menggunakan sampel yang terdaftar aktif di tempat kursus Robotik, Bekasi pada November 2010. Peneliti menggunakan data primer dengan menggunakan metode disproportionate sampling. Pengambilan data menggunakan metode angket dengan skala Likert. Jumlah butir instrumen sebanyak 25 soal diukur dengan indikator keterampilan kooperatif tingkat awal dan menengah. Analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan sampel penelitian. Berdasarkan hasil penelitian analisis statistik deskriptif dari 52 sampel yang mengikuti kursus, nilai keterampilan kooperatif tingkat dasar dan menengah tergolong sedang dengan nilai rata-rata 59.87. Nilai rata-rata level FWM lebih tinggi daripada level ME yaitu 61 dan 54. Hal ini dapat menunjukan kemungkinan bahwa semakin tinggi level berarti semakin menurun nilai keterampilan kooperatifnya. Nilai rata-rata sampel yang pernah mengikuti lomba juga lebih tinggi daripada sampel yang belum pernah mengikuti lomba yaitu 64 dan 59.4. hal ini berarti pelatihan dengan melakukan kerja bersama orang lain dapat meningkatkan nilai keterampilan kooperatif. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dilihat dari kriteria perbedaan jenis kelamin, level kursus dan keikutsertaan lomba dengan menggunakan uji-t. Sementara, dilihat dari kelas terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan analisis Anova. Saran bagi lembaga kursus adalah agar memberikan beberapa kesempatan belajar dalam kelompok agar anak dapat belajar sambil melatih keterampilan kooperatifnya. Bagi guru adalah untuk memperhatikan kegiatan luar sekolah yang menjadi minat siswa agar menambah pengetahuan dan pengalaman serta, dapat membimbing siswa untuk mengikuti kursus yang bermanfaat. Saran bagi orangtua agar tidak perlu khawatir dalam mengikutsertakan anak ke lembaga kursus tertentu tetapi tetap memperhatikan kegunaan dari kursus tersebut. |