Investasi dalam bentuk saham merupakan salah satu bentuk investasi yang memiliki risiko tinggi. Untuk meminimalisasi risiko investasi investor melakukan diversifikasi atas saham-sahamnya. Berdasarkan masalah tersebut, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif penulis melakukan analisis saham untuk dimasukkan kedalam pemilihan portofolio saham optimal. Salah satu risiko yang dihadapi investor adalah risiko likuiditas, karena itu penulis memilih saham-saham yang telah 4 kali berturut-turut tergabung dalam Indeks LQ-45 periode Juli 2008 - Juni 2010. Portofolio saham optimal adalah kumpulan saham yang memiliki nilai Excess Return to Beta (ERB) yang lebih besar dari nilai Cut-Off Point, kemudian ditentukan proporsi masing-masing saham untuk masuk ke dalam portofolio, antara lain; ASII sebesar 15,86%, BBCA sebesar 26,6%, BBRI sebesar 9,98%, BDMN sebesar 4,66%, BMRI sebesar 15,68%, INDF sebesar 6,86%, ITMG sebesar 0,22%, PGAS sebesar 4,96%, SMCB sebesar 10,06%, dan UNTR sebesar 5,13%. Tingkat pengembalian portofolio 0,009373148 per minggu, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian portofolio saham optimal lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar 0,003433216 per minggu dan tingkat suku bunga SBI 0,001203704 per minggu. Risiko yang harus ditanggung dari portofolio saham optimal adalah 0,083685325, lebih kecil jika dibandingkan dengan risiko pasar yang sebesar 0,21976923. |