Analisa CVP sebagai salah satu alat perencanaan laba merupakan suatu analisis yang enggambarkan hubungan antara biaya, volume penjualan atau produksi, dan laba atau rugi yang saling berintegrasi yang berlaku dalam suatu perusahaan pada periode tertentu. Berdasarkan hasil penelitian penulis, perusahaan belum menearakan analisis CVP sebagai alat untuk perencanaan labanya. Dengan Analisis CVP, perusahaan dapat memperoleh informasi mengenai: 1) berapa jumlah penjualan minimum yang harus diperoleh agar laba yang diinginkan tercapai, 2) untuk mengetahui komposisi penjualan yang akan memberikan laba secara maksimal, 3) seberapa jauh volume penjualan perusahaan yang diperkenakan boleh turun agar perusahaan tidak menderita kerugian, 4) serta informasi lainnya yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian perusahaan. Untuk menerapkan analisis CVP, perusahaan perlu mengklasifikasikan biaya yang terjadi berdasarkan perilaku biaya dalam hubungannya dengan tingkat kegiatan yaitu: biaya tetap, biaya variabel dan biaya campuran. Biaya campuran harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel agar informasi nominal yang didapat dari laporan merupakan informasi yang akurat. Metode yang digunakan untuk memisahkan biaya campuran adalah metode kuadrat terkecil. Produk dari PT Kujang Arlita Persada yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan barang setengah jadi. Pada tahun 2009 perusahaan merencanakan memperoleh laba 10 % dari total penjualan, untuk itu perusahaan perlu menetapkan berapa banyak produk yang harus diproduksi dan dijual agar target laba tersebut dapat dicapai. Namun dalam pelaksanaannya kapasitas produksi perusahaan pada saat ini tidak mencukupi untuk memenuhi target penjualan tersebut. Oleh sebab itu penulis juga akan memberikan analisa mengenai komposisi untuk bauran produk yang tepat dengan kapasitas terbatas. Metode yang digunakan oleh penulis untuk penentuan komposisi bauran produk adalah dengan analisis rangking. Analisis ini menggunakan contribution margin per satuan kendala, dan produk yang memberikan satuan kendala terbesar adalah produk yang akan di produksi terlebih dahulu. Dengan metode ini laba yang diperoleh perusahaan adalah Rp.12.253.610.060 atau sebesar 20,75% lebih besar dari laba yang dihasilkan dengan menggunakan komposisi produk saat ini. |