Berbagai jenis baja khususnya Baja Berfasa Ganda telah banyak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan industri otomotif. Baja C-Mn dikelompokkan sebagai baja jenis HSLA (High Stregth Low Aloy) yang dijual di pasaran dari hasil Hot Rolled memiliki struktur mikro berupa butir yang elongated dan dalam penggunaannya, diperlukan kombinasi antara kekerasan dan keuletan yang tinggi. Kombinasi sifat mekanik tersebut dapat diperoleh melalui proses perlakuan panas dengan mekanisme cyclic soaking yang diikuti dengan quenching. Proses perlakuan panas cyclic soaking dan quenching Baja C-Mn menjadi Baja Berfasa Ganda, akan dikaitkan dengan proses transformasi fasa yang terjadi terhadap perubahan sifat mekanik yang terjadi, terutama kekuatannya. Proses eksperimen, karakterisasi dan metalografi sampel tersebut dilakukan dilakukan di Laboratorium Teknik Material ITB, Bandung dan di Laboratorium Material Teknik, Universitas Atma Jaya Jakarta. Analisis terhadap hasil eksperimen dan karakterisasi dapat disimpulkan bahwa pada proses cyclic soaking terjadi transformasi fasa austenit menjadi martensit, dan pembulatan butir ferit yang awalnya elongated menjadi ekiaksial dan terjadi pula penghalusan butir. Proses tiga kali siklus dapat meningkatkan kekuatan Baja Berfasa Ganda dari 451,49 menjadi 1083 N/mm² dan keuletannya menurun dari 38,84% menjadi 11,68%. Kombinasi kekerasan dan keuletan yang setara standar yang di syaratkan IISI (International Iron and Steel Institute) dicapai dengan 3 kali siklus, pada temperatur pemanasan Tp1: 750°C dan Tp2: 690°C, diikuti dengan quenching. |