Masalah utama dalam akuntansi untuk aktiva tetap adalah mengenai penetapan metode penyusutan aktiva tetap yang berkaitan dengan alokasi beban penyusutan. Untuk menentukan beban penyusutan, ada beberapa metode penyusutan yang lazim digunakan antara lain metode garis lurus, Metode saldo menurun ganda, metode jumlah angka tahunan, metode jumlah unit produksi. Masing-masing metode tersebut memiliki karakteristik yang berbeda serta implikasi yang berlainan pula terhadap tingkat laba yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu ditentukan metode mana yang dianggap efektif untuk diterapkan pada suatu perusahaan sesuai dengan kondisi serta bidang usaha perusahaan. Sebagai objek penulisan skripsi, PT. DUTA HYDRAULIK MAJUJAYA merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang Hydraulics System Design dan Engineering. Perusahaan menggunakan metode penyusutan garis lurus untuk menentukan beban penyusutannya. Dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus maka beban penyusutan tiap tahunnya akan sama besar nilainya. Sebagai bahan perbandingan, dibahas pula metode penyusutan lainnya yaitu metode saldo menurun ganda. Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang tinggi di awal tahun dan semakin menurun di tahun-tahun berikutnya. Dari perhitungan kedua metode penyusutan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode penyusutan garis lurus menghasilkan beban penyusutan yang lebih kecil, beban operasional kecil, sehingga menghasilkan laba operasional yang besar dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal ini metode saldo menurun ganda. Berdasarkan kebijakan akuntansi yang telah dibuat dan diterapkan oleh perusahaan, perlakuan akuntansi atas sistem pencatatan, metode penyusutan, dan penyajian di laporan keuangan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 per 1 September 2007. |