| Dewasa ini, coffee shop merupakan tempat yang paling pas dan sesuai untuk melakukan berbagai kegiatan seperti santai (refreshing), meeting dengan klien, kerja kelompok para mahasiswa atau anak SMA, dan lain-lain. Untuk itu coffee shop harus memiliki keunggulan dalam segi produk maupun jasa yang berkualitas guna menarik konsumen untuk datang dan membeli produk tersebut. Strategi untuk dapat menarik perhatian konsumen ialah dengan Marketing Communication yang dilakukan oleh coffee shop. Marketing Communication terdiri dari advertising, sales promotion, personal selling, direct marketing, publicity, dan public relations. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respons dari konsumen Starbucks Coffee Tebet terhadap Marketing Communication untuk produk Tea Latte dan untuk mengetahui pengaruh Marketing Communication yang dilakukan oleh barista Starbucks Coffee Tebet terhadap perilaku konsumen untuk membeli produk Tea Latte. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data yang bersifat numerik dan riset lapangan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada 100 responden dengan menggunakan skala Likert dan regresi linear sederhana. Penelitian ini juga dilakukan dengan metode observasi partisipatif sebagai Barista Starbucks Coffee Tebet. Koefisien regresi menyatakan bahwa setiap penambahan Marketing Communication sebanyak 1 unit maka akan meningkatkan Perilaku Konsumen sebanyak 0,706 unit. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan pembelian produk Tea Latte 100 unit perlu usaha untuk meningkatkan Marketing Communication sebanyak 70,6 unit. Temuan penelitian ini ialah bahwa Marketing Communication Produk Tea Latte berpengaruh terhadap Perilaku Konsumen untuk membeli Produk Tea Latte |