Di zaman modern ini, berkurangnya durasi dan kualitas jam tidur adalah suatu hal sering ditemui. Di mana hal ini dianggap sebagai suatu hal yang biasa dan tidak berbahaya, bahkan dianggap sebagai suatu hal yg efisien. Sementara itu di saat yang sama, prevalensi dari diabetes mellitus, terutama diabetes mellitus tipe 2, yang mencakup hampir 90% dari semua kasus diabetes di dunia, sedang meningkat dengan kecepatan yang patut diwaspadai di seluruh dunia. Padahal belum ada sebab yang bisa menjelaskan terjadinya hal ini. Data epidemiologi dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa kejadian ini memiliki hubungan dengan berkurangnya durasi jam tidur tadi. Telah diketahui bahwa tidur memiliki banyak peran dalam mengatur homeostasis tubuh, salah satu contohnya adalah mengatur pelepasan hormon dan regulasi glukosa. Hormon yang mengatur metabolisme glukosa dan juga dipengaruhi oleh tidur di sini adalah Insulin, Kortisol, Growth Hormone, Leptin, dan Grehlin. Penurunan dari Insulin dan peningkatan kadar Kortisol banyak dihubungkan dengan penurunan toleransi glukosa, sementara penurunan kadar Leptin dan peningkatan kadar Grehlin berkorelasi dalam meningkatkan rasa lapar, terutama pada saat subjek dalam keadaan kurang tidur. Data terkini menunjukkan bahwa hubungan dari tidur dan hormon – hormon inisetidaknya melibatkan tiga hal : 1. Perubahan pada metabolisme glukosa, 2. Peningkatan nafsu makan, and 3. Berkurangnya penggunaan energi. Sehingga dengan demikian, dapat diduga bahwa berkurangnya jam tidur dapat mempengaruhi terjadinya diabetes mellitus tipe 2. |