Perceraian adalah salah satu kondisi keluarga tidak utuh yang banyak terjadi saat ini. Hurlock (1980) menjelaskan bahwa masalah ekonomi, praktis, psikologis, emosional, sosial, kesepian, pengasuhan anak, seksual dan perubahan konsep diri akan dihadapi orangtua tunggal wanita akibat perceraian. Pada anak remaja dengan rentang usia 11-14 tahun, anak sudah dapat menyadari keadaan keluarga perceraian (McGurk, Glachan, Newman, Roberts, & Syre dalam Buehler & Pasley, 2000). Keluarga yang tidak mendukung remaja dapat membuat remaja berisiko mempunyai masalah perilaku. Kline, Johnston, dan Tschann (1991) mengatakan bahwa keterlibatan dengan orangtua yang tidak tinggal bersama, hubungan anak dengan orangtua, dan konflik yang terjadi antara orangtua mempengaruhi penyesuaian diri anak setelah perceraian. Penyesuaian diri adalah proses ketika seseorang dapat menerima keadaan yang tidak bisa dikontrol dan belajar untuk hidup di dalamnya. Terdapat lima karakteristik penyesuaian diri yang baik, yaitu memiliki persepsi yang akurat mengenai kenyataan, kemampuan untuk mengatasi stres dan kecemasan, memiliki gambaran diri yang positif, memiliki kemampuan untuk mengekspresikan perasaan, dan memiliki relasi interpersonal yang baik (Haber & Runyon, 1984). Clulow (dalam Bigner,2002) menjelaskan bahwa tahap lima tahun setelah perceraian akan terbentuk keluarga baru dan emosi negatif berkurang. Penelitian ini melihat gambaran proses penyesuaian diri remaja yang tinggal dengan orangtua tunggal wanita setelah lima tahun terjadinya perceraian orangtua berdasarkan karakteristik penyesuaian diri Haber dan Runyon. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Subjek penelitian adalah seorang remaja laki-laki dan perempuan berusia 10-14 tahun saat terjadi perceraian orangtua. Data tambahan dari ibu mereka.Hasil penelitian menunjukkan kedua subjek dapat menyesuaikan diri saat ini. Meskipun, terdapat hambatan pada aspek memiliki kemampuan untuk mengekspresikan perasaan. Konflik orangtua, latar belakang perceraian, dan hubungan yang dekat dengan ibu paling berdampak pada penyesuaian diri subyek. Saran praktis penelitian ini adalah orangtua sebaiknya tidak berkonflik di depan anak-anak mereka. Saran metodologisnya, yaitu melengkapi dengan pengukuran penyesuaian diri, variasi subyek pada saat terjadi perceraian orangtua (usia remaja awal, tengah, dan akhir), dan triangulasi untuk memperkaya data. |