Kendaraan sepeda motor dipilih mayoritas masyarakat Jakarta karena menggunakan sepeda motor memiliki banyak keuntungan, seperti cepat sampai di tempat tujuan, lebih irit, dan harga pembelian yang murah. Namun, walaupun sudah merasakan keuntungankeuntungan tersebut, ternyata pengendara sepeda motor tetap merasa stres ketika berkendara di jalan raya. Perasaan stres ini tidak dialami oleh pengendara sepeda. Para pengendara sepeda melaporkan, sejak mengendarai sepeda, fisik mereka menjadi lebih sehat dan mood positif menjadi lebih sering muncul. Sepeda dan sepeda motor adalah sama-sama kendaraan roda dua, hanya bedanya sepeda menggunakan tenaga manusia dan sepeda motor menggunakan tenaga mesin. Karena karakteristik kendaraan sepeda dan sepeda motor, para pengendara dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar secara bebas dan tidak dihalangi oleh badan kendaraan mereka. Kondisi ini membuat keadaan pengendara sepeda dan sepeda motor rentan terhadap stres. Karena, kondisi lalu lintas kota Jakarta yang sarat dengan kemacetan, perilaku para pengguna jalan yang sama-sama tidak mau mengalah, polusi udara, dan masih banyak lagi, sangat mungkin menyebabkan stres. Namun, berdasarkan wawancara dengan sejumlah pengendara sepeda, mereka melaporkan bahwa mereka tidak merasa stres saat mengendarai sepeda. Atas dasar itu, peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan commuting stress pada pengendara sepeda dan sepeda motor. Commuting stress adalah hal-hal yang terjadi di jalan yang dipersepsikan negatif oleh pengendara, sehingga menimbulkan stres. Commuting stress diukur melalui 5 domain yang ada, yaitu kemacetan lalu lintas, cuaca, kondisi fisik jalan, polusi serta perilaku pengguna jalan yang mengganggu. Pengukuran commuting stress dilakukan dengan menggunakan kuesioner 22 item. Kuesioner ini disebarkan pada para pekerja yang mengendarai sepeda sebanyak 60 orang dan para pekerja yang mengendarai sepeda motor sebanyak 65 orang. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam commuting stress pengendara sepeda dan sepeda motor. Pengendara sepeda dan sepeda motor sama-sama mengalami commuting stress ketika di jalan. Pengendara sepeda mengalami commuting stress karena kebutuhannya akan pengalaman berkendara yang aman dan nyaman masih belum terpenuhi. Para pengguna jalan yang sama-sama tidak mau mengalah dan polusi udara yang tinggi, membuat kondisi jalan kota Jakarta masih belum kondusif untuk dilalui pengendara sepeda. Sedangkan commuting stress yang dialami pengendara sepeda motor muncul karena kebutuhan para pengendara sepeda motor akan kecepatan dan ketepatan waktu, menjadi tidak terpenuhi apabila jalan dalam keadaan macet. |