Konsep Archetype pertama kali diciptakan oleh Carl Gustav Jung, Jung berpendapat bahwa ketidaksadaran dipengaruhi oleh warisan turun temurun dari generasi sebelumnya yang bersifat sosial. Warisan turun temurun ini disebut sebagai Collective Unconscious oleh Jung. Konsep archetype Jung kemudian dikembangkan lagi secara lebih mendalam oleh peniliti di Amerika Serikat yang bernama Carol S. Pearson. Pearson menjelaskan archetype adalah sebuah struktur, tema, pola atau karakter yang tak kasat mata dan mengontrol bagaimana seseorang menghayati aktivitasaktivitas yang ia jalani, yang apabila sesuai dengan pola atau struktur tersebut, maka individu tersebut akan menemukan kepuasan hidup dan perasaan yang mendalam. Pearson (1991) juga mengelompokan archetype menjadi duabelas tema yaitu The Innocent, The Orphan, The Warrior, The Caregiver, The Explorer, The Lover, The Destroyer, The Sage, The Magician, The Ruler, The Creator, dan The Jester. Hingga saat penelitian ini dilakukan, masih belum banyak penelitian yang memaknai archetype pada suatu aktivitas tertentu. Menurut expert pendekatan ini dapat berguna bila dikembangkan lebih dalam. Salah satunya adalah bidang market research terutama mengidentifikasikan brand atau merek apa yang cocok untuk dijual kepada konsumen. Berdasarkan situasi tersebut, peneliti menyusun sebuah alat tes penghayatan archetype pada suatu aktivitas. Dari dua belas archetype yang ada, peneliti memutuskan untuk memfokuskan diri pada archetype ruler. Archetype ruler adalah archetype yang membahas tema mengenai keteraturan, tanggung jawab dan juga keadilan. Untuk melakukan penelitian ini peneliti menggunakan alat tes Activity- Archetype Battery Test sub-test Ruler, ilustrasi yang menggambarkan kegiatan yang dimaknai Archetype Innocent dan Archetype Ruler, serta beberapa soal dari HMI yaitu 6 soal dari Archetype Ruler dan 6 soal dari Archetype Innocent. Alat tes Activity-Archetype Battery Test sub-test Ruler terdiri atas 4 pertanyaan mengenai the call dan 22 pertanyaan yang menggambarkan aktivitas the ruler. Karena peneliti ingin melihat bagaimana masyarakat terhadap aktivitas yang dimaknai the ruler, peneliti tidak memberikan batasan umur dan gender pada sampel penelitian, tetapi mengambil jumlah sampel 10 kali dari jumlah pertanyaan pada alat tes yaitu sejumlah 260 orang. Berdasarkan hasil penelitian ini, alat ukur Activity-Archetype Battery Test sub-test Ruler, reliabel tetapi tidak valid. Pada validitas konstruk bagian analisis faktor, alat tes ini masih mengukur 7 faktor dimana beberapa indikator dalam alat tes overlapping satu sama lainnya. Peneliti menduga bahwa peneliti belum tepat dalam memetakan faktor-faktor yang ada. |