Leukemia merupakan penyakit yang mematikan jika tidak diobati dan prevalensinya cukup besar di Indonesia. Karena itu, pengobatan leukemia yang efektif adalah hal yang penting. Pengobatan yang paling umum diberikan pada pasien leukemia adalah kemoterapi. Namun, kemoterapi memiliki kelemahan berupa berbagai efek samping yang bisa timbul. Efek samping kemoterapi mencakup aspek fisik, psikologis, dan kehidupan pasien secara keseluruhan. Efek samping kemoterapi yang dialami pasien sangat mungkin mempengaruhi penilaian dan kepuasan mereka akan kondisi kehidupan mereka sehingga dapat berpengaruh pada quality of life. Namun respon pasien terhadap pengobatan bisa berbeda-beda akibat adanya pengaruh faktor-faktor tertentu, di antaranya status ekonomi pasien. Kemoterapi menimbulkan beban finansial yang amat besar bagi para pasien secara langsung maupun tidak langsung. Padahal masih banyak warga negara Indonesia yang berstatus ekonomi rendah. Karena itu penelitian ini ingin mengetahui perbedaan quality of life pada pasien leukemia yang menjalani kemoterapi berdasarkan status ekonomi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang melakukan uji signifikansi terhadap perbedaan skor dari 4 domain quality of life (fisik, sosial, emosional, dan fungsional) antara tiga kelompok status ekonomi: tinggi, sedang dan rendah. Terdapat empat hipotesis, satu untuk setiap domain. Populasi penelitian adalah pasien leukemia yang masih menjalani kemoterapi di Jakarta. Sampel yang diperoleh sebanyak 93 pasien (27 berstatus ekonomi rendah, 35 sedang, dan 31 tinggi) dari empat rumah sakit di Jakarta. Status ekonomi ditentukan berdasarkan dua metode, yaitu pengeluaran rata-rata rumah tangga per bulan dan kepemilikan barang dalam rumah tangga. Quality of life diukur dengan kuesioner FACT-G. Uji reliabilitas dan validitas terhadap FACT-G menggunakan data yang sama untuk uji hipotesis. Hasilnya adalah FACT-G dapat dikatakan reliabel dan valid. Hipotesis diuji dengan metode analisis statistik kruskal-wallis one way analysis of variance. Hasil uji hipotesis adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor quality of life domain fisik, sosial, emosional, dan fungsional antara pasien dari ketiga kelompok status ekonomi. Beberapa hal dapat berperan dalam menentukan hasil penelitian ini. Hal-hal tersebut adalah adanya program bantuan ekonomi untuk pasien, pembagian status ekonomi yang tidak sempurna, adanya strategi untuk mengurangi efek samping obat, dan adanya support group yang mendukung pasien. Berdasarkan pembahasan lebih lanjut, penelitian perlu dirancang dengan cakupan variabel lebih luas dan pasien dengan kondisi yang berbeda-beda perlu diikutsertakan. |