Angkak merupakan pewarna makanan produk fermentasi beras dari Monascus spp. Angkak dipercaya mampu meningkatkan jumah trombosit pasien demam berdarah, namun pernyataan tersebut masih diragukan para peneliti maupun dokter karena kurangnya data ilmiah yang mendukung pernyataan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari efek angkak dalam meningkatkan keping darah pada mencit trombositopenia. Empat kelompok Balb/c (n=5) pada percobaan pertama, terdiri atas Plasebo, Linezolid 150 mg/kg, Linezolid 300 mg/kg, dan Linezolid 450 mg/kg. Percobaan pertama dilakukan selama 22 hari. Percobaan kedua menggunakan empat kelompok Balb/c (n=10) terdiri atas Plasebo, Linezolid 300 mg/kg, Linezolid 450 mg/kg, dan Kloramfenicol 1500 mg/kg hingga hari ke-11, lalu setiap kelompok dibagi menjadi dua sub-kelompok untuk perlakuan stop (n=5) dan perlakuan non-stop (n=5) hingga hari ke-19. Percobaan ketiga dilakukan selama 19 hari menggunakan empat kelompok Balb/c (n=5) terdiri atas Plasebo, Linezolid 300 mg/kg, Linezolid 300 mg/kg + angkak lab, dan Linezolid 300 mg/kg + angkak pasar. Dosis angkak lab disesuaikan dengan konsentrasi total pigmen angkak pasar yang dikonsumsi orang pada umumnya. Dosis angkak pasar dan angkak lab yang diberikan ke mencit berturut-turut ialah 200 µL/25 gr dan 65 µL/25 gr.Pemberian angkak dimulai pada hari ke-12 hingga hari ke-19. Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa trombositopenia akibat induksi antibiotik bersifat tidak seragam pada setiap hewan dan bersifat individual. Selain itu, Linezolid 150 mg/kg tidak memberikan efek trombositopenia pada mencit. Hasil trombositopenia in vivo kedua menunjukkan Linezolid 300 mg/kg, Linezolid 450 mg/kg, dan kloramfenikol 1500 mg/kg mampu mengakibatkan 50% mencit mengalami penurunan trombosit yang signifikan setelah 10-19 hari perlakuan. Hasil penelitian ketiga menunjukkan angkak lab mampu meningkatkan jumlah trombosit dan tidak memberikan efek buruk terhadap jumlah trombosit. |