Anda belum login :: 27 Nov 2024 14:06 WIB
Detail
BukuPembuatan Sirup Fungsional dari Monascus Purpureus J1
Bibliografi
Author: TANIA, FRANSISCA ; Purwadaria, Tresnawati (Advisor); Agustinah, Widya (Advisor)
Topik: Monascus Purpureus; Sirup Fungsional; Monakolin; Pigmen
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya (Faculty of Biotechnology Atma Jaya Catholic University of Indonesia)     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2010    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Fransisca Tania's Undergraduate Theses.pdf (202.35KB; 10 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FTB-188
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Fermentasi dari Monascus sp. menghasilkan pigmen, yang sudah lama dikenal sebagai pewarna makanan dan minuman, monakolin, dan sitrinin. Pada proses pembuatan sirup, proses pemanasan merupakan titik kritis untuk mengurangi jumlah mikrob pada produk akhir. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi sirup yang berbeda warna dengan kandungan monakolin K yang tinggi serta sitrinin yang rendah, dan untuk menentukan stabilitas pigmen, monakolin K, sitrinin, dan menganalisis keberadaan mikrob kontaminan terhadap perlakuan pemanasan dan tanpa pemanasan, serta uji organoleptik. Stabilitas pigmen, kandungan monakolin, sitrinin, alkohol, dan mikrob kontaminan ditentukan dengan spektrofotometer, HPLC, cawan Conway, dan beberapa uji mikrobiologi (jumlah lempeng total, kapang dan khamir, serta jumlah perkiraan terdekat untuk E. coli). Pada media tepung beras (TB), konsentrasi pigmen merah (41.01 µg.mL-1) lebih tinggi dibandingkan dengan pigmen kuning (38.20 µg.mL-1), sementara pada media sukrosa (SU) yang memiliki hari pemanenan optimum pada hari ke-14, konsentrasi pigmen kuning (26.22 µg.mL-1) lebih tinggi dibandingkan dengan pigmen merah (24.76 µg.mL-1). Kandungan monakolin pada ekstrak TB dan SU adalah 0.91 dan 3.92 µg.10mL-1, sementara kandungan sitrininnya berturut-turut sebesar 0.21 dan 1.14 µg.10mL-1. Kandungan alkohol pada ekstrak dan sirup TB lebih tinggi dibandingkan SU. Hasil dari uji mikrobiologi menunjukkan rendahnya jumlah mikrob kontaminan, sehingga dinyatakan aman untuk dikonsumsi sebagai minuman. Uji organoleptik menunjukkan panelis lebih menyukai sirup kontrol 2% (4.03) dibandingkan contoh sirup lainnya, seperti kontrol 12%, TB, dan SU (3.73, 2.53, dan 3.08). Walaupun jumlah monakolin K pada sirup terlalu kecil untuk diklaim sebagai sirup fungsional, sirup tersebut mengandung pigmen angkak sebagai pewarna alami dan berpotensi sebagai sirup fungsional.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)