Studi terkini memperlihatkan bahwa resveratrol, senyawa bioaktif yang diisolasi dari melinj (Gnetum gnemon Linn.), sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dalam penelitian ini, daun melinjo muda akan diproses menjadi teh melinjo dan kemudian difermentasikan menjadi cider teh. Tujuan penelitian ini adalah memproduksi cider teh dari daun melinjo, membandingkan kadar resveratrol dalam cider dengan bagian endosperma melinjo, dan menganalisis komponen lain (alkohol, pH, asam asetat, dan Angka Lempeng Total) di dalam produk akhir. Teh melinjo difermentasikan menjadi cider selama 0, 3, 6, 9, dan 12 hari dalam kondisi aerob dan gelap. Variasi konsentrasi gula yang digunakan adalah 10%, 15%, dan 20% b/v. Analisis yang dilakukan terhadap cider adalah konsentrasi resveratrol dengan High Performance Liquid Chromatography, Angka Lempeng Total dengan metode agar tuang, konsentrasi alkohol dengan metode cawan Conway, konsentrasi asam asetat dengan metode titrasi asam, derajat keasaman dengan pH meter, dan uji organoletik dengan metode uji hedonik. Pada cider dengan konsentrasi gula 20%, pH terendah (3,30) dicapai pada hari fermentasi ke-9 dan konsentrasi asam asetat tertinggi (0,20% v/v) dicapai pada hari fermentasi ke-6 dan ke-12. Konsentrasi alkohol tertingg (0,42% v/v) didapat pada hari fermentasi ke-9 dengan konsentrasi gula 10%. Konsentrasi resveratrol tertinggi (0,089 ppm) didapat pada hari fermentasi ke-0 dan kandungan resveratrolnya berkurang selama proses fermentasi. Konsentrasi resveratrol di daun teh melinjo (5,69 ppm) lebih rendah dibandingkan endosperma melinjo muda (47,82 ppm). Dari hasil uji organoleptik, cider yang disukai adalah cider pada hari fermentasi ke-3 dan konsentrasi gula 20%. |