Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi ikan hias terbesar di dunia. Namun dari segi nilai ekspor, Indonesia jauh tertinggal dari negara lain khususnya dari Singapura yang notabene tidak mempunyai potensi laut seperti Indonesia. Masalah tersebut diakibatkan tingkat kematian ikan yang tinggi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengatasi masalah kematian tersebut, seperti pengaturan suhu, salinitas, bahkan penggunaan obat bius. Namun salah satu masalah yang penting ialah masalah fluktuasi pH dan khusus untuk ikan Amphiprion ocellaris, masalah yang sering timbul ialah masalah peledakan populasi bakteri selama pengiriman dipicu oleh keadaan lingkungan yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan ikan A.ocellaris selama pengiriman. Metoda penelitian dilakukan dengan rancangan faktorial dengan dua faktor, penambahan antibiotik dengan tiga taraf (0 ppm, 27 ppm, 53 ppm) dan pengaturan tingkat kesadahan (KH) dengan tiga taraf (10, 14, 18). Daya tahan tertinggi diperoleh dengan penambahan 27 ppm antibiotik (48.812 + 0.1415 jam), dan berbeda secara signifikan (p = 0.006) dari kontrol (0 ppm) (48.144 + 0.0990 jam), namun tidak berbeda dengan penambahan 53 ppm (48.704 + 0.1420 jam) (p = 0.013). Penambahan antibiotik dengan dosis 27 ppm dapat meningkatkan 1.4 % ketahanan hidup ikan A. ocellaris selama pengiriman. Untuk perlakuan KH, tidak terdapat perbedaan ketahanan hidup yang nyata menurut dosis yang digunakan (p = 0.549). |