Salah satu penyakit yang belum memiliki obat penyembuh dan berakhir pada kematian yaitu HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang daya tahan tubuh manusia; sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sendiri merupakan sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Masyarakat pada umumnya mengenal penderita HIV/AIDS sebagai orang-orang yang telah berbuat “kotor”. Tidak hanya stigma negaitf dan diskriminasi yang mereka terima dari lingkungan, tetapi mereka juga harus menerima bahwa penyakitnya tersebut belum memiliki obat untuk menyembuhkan. Sampai saat ini diketahui bahwa salah satu obat yang dapat memperpanjang kelangsungan hidup dari ODHA yaitu dengan mengikuti terapi ARV (Anti-Retroviral). ARV berguna untuk menghambat perkembangan virus Human Immunodeficiency dan diperuntukan bagi ODHA yang telah memiliki tingkat CD4 dibawah 200. Akan tetapi tidak mudah bagi ODHA untuk sampai menggunakan ARV karena banyak reaksi yang akan muncul pada tubuh ketika menggunakan ARV, hingga dapat mempengaruhi keadaan psikologis mereka. Sebelum ODHA sampai pada membuat keputusan menggunakan ARV, ODHA harus melewati empat tahap yang ada dalam konseling dengan pendekatan problem-solving, yaitu merumuskan masalah, melihat upaya yang pernah dilakukan, membuat perubahan yang diinginkan dan membuat rencana intervensi untuk mencapai tujuan akhir. Melihat adanya peluang pada ODHA untuk mengalami masalah yang kompleks, maka ODHA perlu dibantu dengan diberikannya konseling menggunakan pendekatan problem-solving agar mereka dapat membuat prioritas masalah yang ingin segera diselesaikan dengan cara membuat rencana tindakan konkrit dan praktis yang masih dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya. |