Setiap perusahaan selalu mempunyai alat untuk mengukur kinerjanya. Oleh karena itu lah pengukuran kinerja sangat penting untuk mengukur prestasi kinerjanya dan mengembangkan perusahaan. Pengukuran kinerja yang paling banyak dipakai selama ini adalah pengukuran kinerja berdasarkan perspektif finansial, dimana laporan keuangan menjadi acuan dalam mengukur tingkat prestasi kerja. Dewasa ini, pengukuran berdasarkan perspektif financial saja tidaklah cukup mencerminkan kinerja sesungguhnya dari perusahaan. Perusahaan membutuhkan alat pengukur yang baru, yang lebih komprehensif dan tidak hanya mengandalkan laporan keuangan saja, sehingga muncul Balanced Scorecard. Balanced scorecard dilengkapi dengan perspektif – perspektif yang lain selain perspektif finansial. Perspektif – perspektif tersebut antara lain perspektif non financial seperti : pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Untuk lebih mengenal balanced scorecard itulah, penulis melakukan penelitian pada PT MAR pada periode 2006 – 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT MAR selama ini pengukuran kinerjanya hanya berdasarkan perspektif finansial saja dan kurang memperhatikan faktor – faktor penunjang yang lain. Hasil penelitian berdasarkan Balanced Scorecard pada PT MAR menunjukkan bahwa pespektif finansial cukup memuaskan. Dilihat dari perspektif pelanggan kurang memuaskan, pada perspektif proses bisnis internal cukup memuaskan dan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan juga cukup memuaskan. Jadi melalui sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard, perusahaan dapat melihat secara lebih detail mengenai kinerja selama ini, sehingga perusahaan dapat mengevaluasi pada perspektif manakah perbaikan dan pengembangan harus dilakukan. |