Bagi perusahaan dagang, persediaan barang dagangan merupakan salah satu aset yang sangat penting untuk menghasilkan pendapatan dan kelangsungan usaha perusahaan, karena sumber utama pendapatan berasal dari penjualan barang dagangannya. Oleh karena itu, diperlukan perlakuan akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan agar pendapatan (laba usaha) dan nilai persediaan disajikan secara wajar dalam laporan keuangan. Dalam mencatat persediaan barang dagangan terdapat dua sistem yang digunakan, yaitu sistem persediaan periodik dan perpetual. Untuk menghitung biaya persediaan atau sering disebut penilaian persediaan berdasarkan harga pokok terdapat tiga metode yang umumnya digunakan, yaitu metode FIFO, LIFO, dan Average. Ketiga metode ini memberikan hasil yang berbeda terhadap harga pokok penjualan, nilai persediaan akhir, dan laba kotor atau laba usaha. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan sistem pencatatan dan metode penilaian persediaan yang dianggap paling tepat untuk diterapkan pada suatu perusahaan sesuai dengan kondisi dan bidang usaha perusahaan. Perusahaan melakukan pencatatan terhadap persediaannya dengan sistem persediaan perpetual dan menggunakan metode FIFO untuk penilaian persediaannya. Perusahaan melaporkan persediaan barang dagangan yang belum terjual di neraca di bagian aktiva lancar, dan harga pokok penjualan disajikan di laporan laba rugi sebagai pengurang penjualan untuk memperoleh laba kotor. Perlakuan akuntansi atas pencatatan, penilaian, dan pelaporan yang diterapkan oleh PT TKI telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan. |